
Menguat Hampir 1% dalam 3 Hari, Rupiah Masuk Pitstop
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
20 December 2018 08:36

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah di perdagangan pasar spot pagi ini. Rupiah senasib dengan mata uang Asia lainnya yang tidak berkutik di hadapan dolar AS.
Pada Kamis (20/12/2018), US$ 1 sama dengan Rp 14.460 kala pembukaan pasar spot. Rupiah melemah 0,17% dibandingkan posisi penutupan perdagangan kemarin.
Seiring perjalanan, depresiasi rupiah semakin dalam. Pada pukul 08:16 WIB, US$ 1 sudah sama dengan Rp 14.490 di mana rupiah melemah 0,38%.
Rupiah berhasil menguat selama 3 hari beruntun di pasar spot. Selama periode tersebut, rupiah terapresiasi 0,99%, nyaris 1%.
Oleh karena itu, mungkin sebagian pelaku pasar menilai sudah saatnya mencairkan keuntungan yang hampir 1% tersebut. Rupiah yang sudah melaju kencang mungkin sudah saatnya masuk pitstop. Aksi profit taking menyebabkan rupiah mengalami tekanan jual sehingga nilainya melemah.
Selain itu, sepertinya pelaku pasar juga menantikan pengumuman suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI) siang nanti. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan BI 7 Day Reverse Repo Rate masih bertahan di 6%.
Artinya, kemungkinan tidak ada pemanis dari sisi suku bunga untuk berinvestasi di aset-aset berbasis rupiah. Kalau BI 7 Day Reverse Repo Rate ternyata naik, bisa jadi rupiah punya energi lebih untuk berbicara banyak di hadapan dolar AS.
Namun di luar faktor-faktor domestik itu, sebenarnya wajar rupiah melemah hari ini karena mata uang Asia pun mayoritas terdepresiasi terhadap greenback. Namun akibat tekanan dari dalam negeri, rupiah terlempar ke posisi ketiga terbawah klasemen mata uang Benua Kuning. Rupiah hanya lebih baik dari rupee India dan peso Filipina.
Berikut perkembangan nilai tukar dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama Asia pada pukul 08:20 WIB:
Pada Kamis (20/12/2018), US$ 1 sama dengan Rp 14.460 kala pembukaan pasar spot. Rupiah melemah 0,17% dibandingkan posisi penutupan perdagangan kemarin.
Seiring perjalanan, depresiasi rupiah semakin dalam. Pada pukul 08:16 WIB, US$ 1 sudah sama dengan Rp 14.490 di mana rupiah melemah 0,38%.
Oleh karena itu, mungkin sebagian pelaku pasar menilai sudah saatnya mencairkan keuntungan yang hampir 1% tersebut. Rupiah yang sudah melaju kencang mungkin sudah saatnya masuk pitstop. Aksi profit taking menyebabkan rupiah mengalami tekanan jual sehingga nilainya melemah.
Selain itu, sepertinya pelaku pasar juga menantikan pengumuman suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI) siang nanti. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan BI 7 Day Reverse Repo Rate masih bertahan di 6%.
Artinya, kemungkinan tidak ada pemanis dari sisi suku bunga untuk berinvestasi di aset-aset berbasis rupiah. Kalau BI 7 Day Reverse Repo Rate ternyata naik, bisa jadi rupiah punya energi lebih untuk berbicara banyak di hadapan dolar AS.
Namun di luar faktor-faktor domestik itu, sebenarnya wajar rupiah melemah hari ini karena mata uang Asia pun mayoritas terdepresiasi terhadap greenback. Namun akibat tekanan dari dalam negeri, rupiah terlempar ke posisi ketiga terbawah klasemen mata uang Benua Kuning. Rupiah hanya lebih baik dari rupee India dan peso Filipina.
Berikut perkembangan nilai tukar dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama Asia pada pukul 08:20 WIB:
(BERLANJUT KE HALAMAN 2)
Next Page
Hasil Rapat The Fed Bangkitkan Dolar AS
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular