
Internasional
Pasar Gugup Nantikan Sinyal The Fed, Euro Taklukkan Dolar AS
Prima Wirayani, CNBC Indonesia
18 December 2018 17:09

London, CNBC Indonesia - Mata uang Uni Eropa, euro, menguat hari Selasa (18/12/2018) karena dolar melemah.
Pelemahan dolar terjadi menyusul sikap investor yang bertaruh bahwa kekhawatiran perlambatan pertumbuhan ekonomi akan memaksa bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve menurunkan laju kenaikan suku bunganya dalam pertemuan pekan ini.
Aksi jual besar-besaran yang melanda Wall Street setelah data-data ekonomi global mengecewakan telah mendukung pandangan bahwa The Fed akan memperlambat atau bahkan menghentikan sementara pengetatan kebijakan moneternya.
Bank sentral AS diperkirakan akan menaikkan kembali bunga acuannya Rabu waktu setempat.
Hal ini mendorong penguatan euro yang naik 0,2% menjadi US$1,1373 hari Selasa. Mata uang ini pulih dari pelemahan yang dialaminya hari Senin akibat terpukul oleh data ekonomi UE yang mengecewakan, dilansir dari Reuters.
Pasar akan memantau ketat pertemuan The Fed yang dimulai Selasa untuk mendapatkan petunjuk mengenai kondisi ekonomi AS di tengah perang dagang dengan China dan gejolak pasar keuangan global.
"Kami memperkirakan dolar yang terbebani isu perdagangan akan tetap stagnan hari ini, dengan lebih banyak katalis berarti bagi pergerakan USD yang lebih besar saat rapat FOMC esok," kata analis valas ING, Petr Krpata.
Hari Selasa menjadi hari yang lesu bagi greenback di mana indeks dolar turun 0,2% ke posisi 96,931 setelah kehilangan 0,4% hari Senin.
(miq) Next Article Berbulan-Bulan Diisukan Tapering, The Fed Malah Ditikung ECB
Pelemahan dolar terjadi menyusul sikap investor yang bertaruh bahwa kekhawatiran perlambatan pertumbuhan ekonomi akan memaksa bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve menurunkan laju kenaikan suku bunganya dalam pertemuan pekan ini.
Aksi jual besar-besaran yang melanda Wall Street setelah data-data ekonomi global mengecewakan telah mendukung pandangan bahwa The Fed akan memperlambat atau bahkan menghentikan sementara pengetatan kebijakan moneternya.
Hal ini mendorong penguatan euro yang naik 0,2% menjadi US$1,1373 hari Selasa. Mata uang ini pulih dari pelemahan yang dialaminya hari Senin akibat terpukul oleh data ekonomi UE yang mengecewakan, dilansir dari Reuters.
Pasar akan memantau ketat pertemuan The Fed yang dimulai Selasa untuk mendapatkan petunjuk mengenai kondisi ekonomi AS di tengah perang dagang dengan China dan gejolak pasar keuangan global.
"Kami memperkirakan dolar yang terbebani isu perdagangan akan tetap stagnan hari ini, dengan lebih banyak katalis berarti bagi pergerakan USD yang lebih besar saat rapat FOMC esok," kata analis valas ING, Petr Krpata.
Hari Selasa menjadi hari yang lesu bagi greenback di mana indeks dolar turun 0,2% ke posisi 96,931 setelah kehilangan 0,4% hari Senin.
(miq) Next Article Berbulan-Bulan Diisukan Tapering, The Fed Malah Ditikung ECB
Most Popular