Perkasa Lawan Rupiah Cs, Dolar AS Ciut di Depan Mata Uang Ini

Arrijal Rachman, CNBC Indonesia
22 June 2023 15:54
Seorang pedagang ikan asin menyiapkan dagangan dengan menyediakan sistem pembayaran Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS) di Kawasan Pasar Tradisionan Pasar Minggu, Jakarta, Kamis, (11/5). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Seorang pedagang ikan asin menyiapkan dagangan dengan menyediakan sistem pembayaran Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS) di Kawasan Pasar Tradisionan Pasar Minggu, Jakarta, Kamis, (11/5). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo membuka alasan mengapa dolar Amerika Serikat (AS) melemah terhadap euro dan yen. Padahal, mata uang Negeri Paman Sam ini 'perkasa' melawan mata uang negara-negara berkembang, seperti rupiah dan mata uang Asia lainnya.

Menurut Perry, tren suku bunga di Jepang dan Eropa masih ketat. Kedua bank sentral di dua negara ini masih akan menaikkan suku bunga ke depannya. Bahkan, Jepang lebih membiarkan yen terdepresiasi.

"Inilah yang terjadi kenapa mata uang dolar cenderung melemah dengan negara-negara maju seperti euro dan yen, sementara dolar menguat dan memberi tekanan kepada mata uang negara berkembang seoerti yuan dan lainnya" kata Gubernur BI, Kamis (22/6/2023).

Sementara itu, terhadap yuan China, dolar AS menguat. Hal ini dipicu oleh pelemahan ekonomi China. Ekspor China ke AS melambat sehingga daya dorong ekonomi yang dulu sangat tergantung luar negeri itu juga tidak sekuat yang diperkirakan.

"Kedua dampak kenaikan mobilitas juga memang tidak serta merta mendorong pertumbuhan ekonomi dari sisi permintaan," papar Perry. Kondisi China ini, membuat BI melihat pertumbuhan ekonomi Negeri Panda berbeda dari perkiraan sebelumnya.

Ini pula yang menjadi alasan utama bank sentral China mengendorkan moneternya, yakni menambah likuiditas dan menurunkan suku bunga.

Alhasil, yuan melemah terhadap dolar AS. Pelemahan ini, yang dinilai BI, merembet pada negara berkembang lainnya.

"Pelonggaran menteri di Tiongkok tadi sebabkan mata uang dolar terhadap negara-negara berkembang. Ingat Tiongkok di antara negara berkembang paling tinggi maka mata uang dolar ke negara berkembang menguat," katanya.

"Ini kenapa terjadi tekanan-tekanan pelemahan mata uang di negara-negara berkembang," tegasnya.


(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Fenomena Global 'Buang Dolar' Makin Kencang, RI Gimana?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular