
Damai Dagang AS-China Tak Mampu Selamatkan Wall Street
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
14 December 2018 19:30

Jakarta, CNBC Indonesia - Wall Street akan dibuka melemah pada perdagangan hari ini: kontrak futures Dow Jones mengimplikasikan penurunan sebesar 245 poin pada saat pembukaan, sementara &P 500 dan Nasdaq diimplikasikan turun masing-masing sebesar 28 dan 88 poin.
Aura damai dagang AS-China tak mampu menyelamatkan Wall Street dari keterpurukan. Kementerian Keuangan China mengatakan pada hari ini bahwa bea masuk tambahan yang dibebankan bagi mobil-mobil pabrikan AS akan dihapuskan selama 3 bulan, terhitung mulai 1 Januari 2019.
Sebagai informasi, pada tahun ini China sejatinya telah memangkas bea masuk bagi mobil-mobil yang diimpor disana menjadi 15%, dari yang sebelumnya 25%. Namun, sebagai balasan dari pengenaan bea masuk oleh AS, China memberikan tambahan bea masuk sebesar 25% bagi mobil-mobil pabrikan AS sehingga totalnya menjadi 40%. Saat ini, AS mengenakan bea masuk sebesar 27,5% saja bagi mobil-mobil pabrikan China.
Lantas, pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dengan Presiden China Xi Jinping di sela-sela KTT G-20 pada awal bulan ini terus menghasilkan perkembangan yang positif.
Namun sayang, sinyal resesi yang masih keras digaungkan dari pasar obligasi membuat investor lebih memilih untuk meninggalkan pasar saham. Pada perdagangan tanggal 4 Desember, terjadi inversi spread yield obligasi AS tenor 3 dan 5 tahun. Pada akhir perdagangan hari itu, spread yield obligasi AS tenor 3 dan 5 tahun adalah sebesar 2 basis poin (bps). Hal ini merupakan indikasi awal dari datangnya resesi di AS.
Lebih lanjut, konfirmasi datang-tidaknya resesi bisa berasal dari inversi atas obligasi tenor 3 bulan dan 10 tahun. Pada perdagangan hari ini, spread yield antara kedua tenor tersebut adalah sebesar -46 bps. Memang belum terjadi inversi, tapi nilainya menipis dari posisi kemarin (13/12/2018) yang sebesar -49 bps atau semakin mengarah ke inversi.
Sebagai informasi, inversi pada spread yield obligasi AS tenor 3-5 tahun dan 3 bulan-10 tahun terjadi setidaknya pada 3 resesi terakhir yang dialami oleh AS. Wajar jika pelaku pasar merespons pergerakan saat ini dengan melakukan aksi jual besar-besaran.
Pada pukul 20:30 WIB, data pertumbuhan penjualan barang-barang ritel periode November akan diumumkan, disusul oleh pembacaan awal Manufacturing PMI periode yang sama versi Markit pada pukul 21:45 WIB.
Tidak ada anggota FOMC yang dijadwalkan berbicara pada hari ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Optimisme Damai Dagang akan Bawa Wall Street Menghijau
Aura damai dagang AS-China tak mampu menyelamatkan Wall Street dari keterpurukan. Kementerian Keuangan China mengatakan pada hari ini bahwa bea masuk tambahan yang dibebankan bagi mobil-mobil pabrikan AS akan dihapuskan selama 3 bulan, terhitung mulai 1 Januari 2019.
Sebagai informasi, pada tahun ini China sejatinya telah memangkas bea masuk bagi mobil-mobil yang diimpor disana menjadi 15%, dari yang sebelumnya 25%. Namun, sebagai balasan dari pengenaan bea masuk oleh AS, China memberikan tambahan bea masuk sebesar 25% bagi mobil-mobil pabrikan AS sehingga totalnya menjadi 40%. Saat ini, AS mengenakan bea masuk sebesar 27,5% saja bagi mobil-mobil pabrikan China.
Namun sayang, sinyal resesi yang masih keras digaungkan dari pasar obligasi membuat investor lebih memilih untuk meninggalkan pasar saham. Pada perdagangan tanggal 4 Desember, terjadi inversi spread yield obligasi AS tenor 3 dan 5 tahun. Pada akhir perdagangan hari itu, spread yield obligasi AS tenor 3 dan 5 tahun adalah sebesar 2 basis poin (bps). Hal ini merupakan indikasi awal dari datangnya resesi di AS.
Lebih lanjut, konfirmasi datang-tidaknya resesi bisa berasal dari inversi atas obligasi tenor 3 bulan dan 10 tahun. Pada perdagangan hari ini, spread yield antara kedua tenor tersebut adalah sebesar -46 bps. Memang belum terjadi inversi, tapi nilainya menipis dari posisi kemarin (13/12/2018) yang sebesar -49 bps atau semakin mengarah ke inversi.
Sebagai informasi, inversi pada spread yield obligasi AS tenor 3-5 tahun dan 3 bulan-10 tahun terjadi setidaknya pada 3 resesi terakhir yang dialami oleh AS. Wajar jika pelaku pasar merespons pergerakan saat ini dengan melakukan aksi jual besar-besaran.
Pada pukul 20:30 WIB, data pertumbuhan penjualan barang-barang ritel periode November akan diumumkan, disusul oleh pembacaan awal Manufacturing PMI periode yang sama versi Markit pada pukul 21:45 WIB.
Tidak ada anggota FOMC yang dijadwalkan berbicara pada hari ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Optimisme Damai Dagang akan Bawa Wall Street Menghijau
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular