
Bursa Singapura Pagi Ini Dibuka di Zona Merah
Houtmand P Saragih, CNBC Indonesia
14 December 2018 08:13

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Singapura pada pembukaan perdagangan pagi ini dimulai dari zona positif. Kekhawatiran terhadap resesi di Amerika Serikat (AS) tampaknya belum terlalu mengkhawatirkan pemodal di bursa Negeri Singa tersebut.
Pada saat di buka indeks Straits Times saat ini terkoreksi 09% ke level 3.080,42 atau berkurang 30,66 poin. Volume perdagangan pada awal perdagangan mencapai 28,7 juta saham senilai SGD 57,6 juta.
Bursa saham AS Wall Street pada dini hari tadi ditutup bervariasi. Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 0,29%, S&P 500 terkoreksi tipis hampir flat yaitu 0,02%, dan Nasdaq Composite melemah 0,39%.
Investor di bursa saham New York sepertinya sedang berhati-hati dan cenderung bermain aman. Saham-saham defensif di sektor utilitas, real estat, dan barang konsumsi menjadi incaran utama pelaku pasar.
Sepertinya sentimen damai dagang AS-China dan sebagainya sudah kurang laku di Wall Street. Terbukti bahwa pesimisme investor kini sangat tinggi.
Survei yang dilakukan American Association of Individual Investors (AAII) menyebutkan bahwa 48,9% investor individu memperkirakan pasar saham akan mengalami tekanan hebat dalam waktu 6 bulan ke depan. Angka pesimisme tersebut merupakan yang tertinggi sejak 11 April 2013.
"Pasar saat ini sedang gugup. Investor bisa begitu bersemangat pada pagi hari, tetapi kemudian rasa takut datang lagi. Pasar membutuhkan katalis agar bisa mencapai tren yang lebih konsisten, itu bisa datang dari data ekonomi, kejelasan sikap The Federal Reserve/The Fed, atau kepastian hubungan AS-China," kata Omar Aguilar, Chief Investment Officer di Charles Schwab Investment Management yang berbasis di San Francisco, mengutip Reuters.
Investor mulai mencemaskan potensi perlambatan ekonomi dan ancaman resesi di AS. Yup, tanda-tanda resesi di AS memang masih ada dan itu terus tampak di pasar obligasi.
(hps) Next Article Dialog AS-China Kandas, Straits Time Dibuka di Zona Hijau
Pada saat di buka indeks Straits Times saat ini terkoreksi 09% ke level 3.080,42 atau berkurang 30,66 poin. Volume perdagangan pada awal perdagangan mencapai 28,7 juta saham senilai SGD 57,6 juta.
Bursa saham AS Wall Street pada dini hari tadi ditutup bervariasi. Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 0,29%, S&P 500 terkoreksi tipis hampir flat yaitu 0,02%, dan Nasdaq Composite melemah 0,39%.
Sepertinya sentimen damai dagang AS-China dan sebagainya sudah kurang laku di Wall Street. Terbukti bahwa pesimisme investor kini sangat tinggi.
Survei yang dilakukan American Association of Individual Investors (AAII) menyebutkan bahwa 48,9% investor individu memperkirakan pasar saham akan mengalami tekanan hebat dalam waktu 6 bulan ke depan. Angka pesimisme tersebut merupakan yang tertinggi sejak 11 April 2013.
"Pasar saat ini sedang gugup. Investor bisa begitu bersemangat pada pagi hari, tetapi kemudian rasa takut datang lagi. Pasar membutuhkan katalis agar bisa mencapai tren yang lebih konsisten, itu bisa datang dari data ekonomi, kejelasan sikap The Federal Reserve/The Fed, atau kepastian hubungan AS-China," kata Omar Aguilar, Chief Investment Officer di Charles Schwab Investment Management yang berbasis di San Francisco, mengutip Reuters.
Investor mulai mencemaskan potensi perlambatan ekonomi dan ancaman resesi di AS. Yup, tanda-tanda resesi di AS memang masih ada dan itu terus tampak di pasar obligasi.
(hps) Next Article Dialog AS-China Kandas, Straits Time Dibuka di Zona Hijau
Most Popular