AS-China Intim, Koreksi Obligasi Terhenti

Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
12 December 2018 19:45
Harga obligasi rupiah pemerintah menguat di tengah ketegangan perang dagang yang mereda hari ini.
Foto: Ilustrasi Obligasi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi rupiah pemerintah menguat di tengah ketegangan perang dagang yang mereda hari ini. 

Penguatan pasar obligasi memotong koreksi beruntun yang terjadi lebih dari sepekan yang lalu. 

Naiknya harga surat utang negara (SUN) itu tidak seiring dengan koreksi yang justru terjadi di pasar surat utang pemerintah negara berkembang yang lain.  

Data Refinitiv menunjukkan menguatnya harga SUN itu tercermin dari empat seri acuan (benchmark) yang sekaligus menurunkan tingkat imbal hasilnya (yield).  

Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder. Yield juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka. 

SUN adalah surat berharga negara (SBN) konvensional rupiah yang perdagangannya paling ramai di pasar domestik, sehingga dapat mencerminkan kondisi pasar obligasi secara umum. 

Keempat seri yang menjadi acuan itu adalah FR0063 bertenor 5 tahun, FR0064 bertenor 10 tahun, FR0065 bertenor 15 tahun, dan FR0075 bertenor 30 tahun. 

Seri acuan yang paling menguat adalah seri FR0064 bertenor 10 tahun yang mengalami penurunan yield 5,8 basis poin (bps) menjadi 8,22%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.  

Penguatan juga dialami tiga seri acuan lain yaitu 5 tahun, 15 tahun, dan 20 tahun dengan penurunan yield 3,5 bps, 3,8 bps, dan 4,9 bps menjadi 8,13%, 8,37%, dan 8,48%. 

Meredanya perang dagang sejak semalam ternyata diwarnai oleh goyangnya posisi Theresa May di Parlemen Inggris yang memungkinkan voting terhadap posisinya sebagai Perdana Menteri yang masih berlatar belakang Brexit. 

Alhasil, pasar obligasi negara maju terkoreksi pada sore ini karena euforia potensi lengsernya May lebih terasa di pasar ekuitas. 

Yield Obligasi Negara Acuan 12 Dec 2018
SeriBenchmarkYield 11 Dec 2018 (%) Yield 12 Dec 2018 (%)Selisih (basis poin)Yield wajar IBPA 12 Dec'18
FR0063 5 tahun8.1698.134-3.508.0688
FR0064 10 tahun8.2788.22-5.808.1467
FR0065 15 tahun8.4088.37-3.808.3184
FR0075 20 tahun8.5368.487-4.908.4587
Avg movement-4.50
Sumber: Refinitiv  

Apresiasi pasar obligasi pemerintah hari ini tercermin pada harga obligasi wajarnya, di mana indeks INDOBeX Government Total Return milik PT Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI/IBPA) masih menguat.  

Indeks tersebut naik 0,55 poin (0,24%) menjadi 233,09 dari posisi kemarin 232.54. 

Apresiasi SBN hari ini juga membuat selisih (spread) obligasi rupiah pemerintah tenor 10 tahun dengan surat utang pemerintah AS (US Treasury) tenor serupa mencapai 533 bps, menyempit dari posisi kemarin 539 bps.  

Yield US Treasury 10 tahun naik hingga 2,89% dari posisi kemarin 2,88%. 

Terkait dengan porsi investor di pasar SBN, saat ini investor asing menggenggam Rp 898,54 triliun SBN, atau 37,84% dari total beredar Rp 2.3674 triliun berdasarkan data per 7 Desember.  

Angka kepemilikannya masih negatif Rp 2,05 triliun dibanding posisi akhir November Rp 900,59 triliun, sehingga persentasenya masih turun dari 37,85% pada periode yang sama. 

Penguatan di pasar surat utang hari ini juga terjadi di pasar ekuitas dan pasar uang.  

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 0,64% menjadi 6.115 hingga sore ini, sedangkan nilai tukar rupiah stagnan di Rp 14.595 hadapan tiap dolar AS pada penutupan pasar. 

Posisi dolar AS tersebut seiring dengan stagnannya nilai mata uang dolar AS di depan mata uang utama negara lain, yaitu Dollar Index yang melemah tipis 0,01% menjadi 97,383. 

Dari pasar surat utang negara berkembang, penguatan hanya dialami China, India, dan Indonesia, sehingga koreksi terjadi di hampir seluruh negara berkembang lain. 

Pasar obligasi di negara maju yang menguat adalah pasar OATs di Perancis saja. Kondisi itu berkaitan dengan kondisi pasar saham Eropa yang sedang positif karena kondusifnya AS-China dan potensi dilengserkannya Theresa May. 

Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Negara Maju & Berkembang
NegaraYield 11 Dec 2018 (%)Yield 12 Dec 2018 (%)Selisih (basis poin)
Brasil10.1510.150.00
China3.2993.296-0.30
Jerman0.2370.2390.20
Perancis0.7120.7-1.20
Inggris 1.1891.2081.90
India7.5277.422-10.50
Italia3.1183.083-3.50
Jepang0.0510.0560.50
Malaysia4.0934.0990.60
Filipina7.1837.2496.60
Rusia8.678.681.00
Singapura2.2662.3084.20
Thailand2.592.623.00
Turki18.0318.030.00
Amerika Serikat2.8812.890.90
Afrika Selatan9.1659.1650.00
Sumber: Refinitiv  

TIM RISET CNBC INDONESIA


(irv/irv) Next Article SUN Cetak Rekor, Pengamat: SUN RI Masih Menarik Bagi Investor

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular