
Analisis Teknikal
Dihantui Situasi Global, IHSG Ditinggal Asing & Melorot 0,57%
Yazid Muamar, CNBC Indonesia
11 December 2018 19:33

Jakarta,CNBC Indonesia - Seiring dengan melemahnya rupiah, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga tidak mampu bangkit dan mengakhiri perdagangan dengan pelemahan 0,57% ke level 6.076.
Rupiah mengalami pelemahan 0,31% dan dibanderol Rp 14.595/US$. Tekanan yang di alami rupiah terlihat dari derasnya aksi jual investor asing hingga Rp 1 triliun.
Investor asing nampak melakukan profit taking pada saham perbankan, BBCA dilepas senilai Rp 200 miliar, BMRI dilepas Rp 65 miliar dan BBNI juga dilepas Rp 60 miliar.
Tekanan terhadap mata uang garuda juga dapat diukur dari imbal hasil (yield) obligasi, khususnya tenor 10 tahun yang terkoreksi 0,17%.
Kekhawatiran mengenai resesi di AS nampaknya membuat investor asing kekeh meninggalkan rupiah dan pasar saham tanah air. Dampak dari resesi apabila terjadi akan sangat signifikan menghantam perekonomian dunia, mengingat posisinya adalah negara dengan perekonomian terbesar.
Apalagi terdapat tanda-tanda perlambatan pertumbuhan juga mulai menghinggapi ekonomi China. Pada hari Sabtu (8/12/2018), ekspor China bulan November diumumkan naik 5,4 (YoY), di bawah konsensus yang dihimpun Reuters sebesar 10% (YoY).
Adapun impor hanya tumbuh 3% (YoY), jauh lebih rendah dari ekspektasi pasar sebesar 14,5% (YoY).
Secara pergerakan, IHSG telah meninggalkan level psikologis 6.100 dan menjadi level penghalang (resistance) yang baru. Hingga tahun berjalan IHSG telah terkoreksi 4,39%.
Terbentuknya pola bearish harami memberikan sinyal akan penurunan indeks esok hari, meskipun kekuatannya bersifat sedang.
Mengacu pada indikator rerata pergerakan selama lima hari (moving average/MA), indeks juga cenderung tertekan mengingat posisinya bergerak di bawah MA5.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/roy) Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!
Rupiah mengalami pelemahan 0,31% dan dibanderol Rp 14.595/US$. Tekanan yang di alami rupiah terlihat dari derasnya aksi jual investor asing hingga Rp 1 triliun.
Investor asing nampak melakukan profit taking pada saham perbankan, BBCA dilepas senilai Rp 200 miliar, BMRI dilepas Rp 65 miliar dan BBNI juga dilepas Rp 60 miliar.
Apalagi terdapat tanda-tanda perlambatan pertumbuhan juga mulai menghinggapi ekonomi China. Pada hari Sabtu (8/12/2018), ekspor China bulan November diumumkan naik 5,4 (YoY), di bawah konsensus yang dihimpun Reuters sebesar 10% (YoY).
Adapun impor hanya tumbuh 3% (YoY), jauh lebih rendah dari ekspektasi pasar sebesar 14,5% (YoY).
Secara pergerakan, IHSG telah meninggalkan level psikologis 6.100 dan menjadi level penghalang (resistance) yang baru. Hingga tahun berjalan IHSG telah terkoreksi 4,39%.
![]() |
Terbentuknya pola bearish harami memberikan sinyal akan penurunan indeks esok hari, meskipun kekuatannya bersifat sedang.
Mengacu pada indikator rerata pergerakan selama lima hari (moving average/MA), indeks juga cenderung tertekan mengingat posisinya bergerak di bawah MA5.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/roy) Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!
Most Popular