
Surya Esa Andalkan Amonia Topang Kenaikan Pendapatan
Monica Wareza, CNBC Indonesia
11 December 2018 18:21

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA) memprediksi hingga akhir tahun nanti mayoritas pendapatannya atau mencapai 75% akan disumbangkan dari lini usaha barunya, yakni produsen ammonia. Prediksinya hingga 31 Desember 2018 perusahaan akan mengantongi pendapatan mencapai US$ 150 juta.
Wakil Direktur Utama Surya Esa Perkasa Chander Vinod Laroya mengatakan hingga akhir tahun kontribusi penjualan ammonia akan mencapai hingga US$ 100 juta dolar. Pabrik ammonia ini dioperasikan oleh anak usaha perusahaan, yakni PT Panca Amara Utama.
"Kontribusi dari ammonia saja crodding US$ 100 juta. Karena pabrik ammonia ini beroperasi kurang dari setengah tahun di tahun ini," kata Chander di JW Marriot, Jakarta, Selasa (11/12).
Dia menjelaskan, pabrik tersebut memiliki kapasitas produksi mencapai 700 ribu ton/tahun. Namun karena tingginya permintaan, sejak dioperasikan pada Juli lalu, tingkat utilisasinya mencapai 116% dari kapasitas normal.
Hingga akhir tahun ini produksi perusahaan ditargetkan bisa naik 55 ribu ton dari 250 ribu ton di akhir November lalu.
Untuk penjualan perusahaan bekerja sama dengan perusahaan asal Jepang untuk memasarkan hasil produksinya di Jepang dan Korea. Diperkirakan di 2019 nanti pasar ekspor akan diperlebar hingga ke Taiwan dan China.
Perusahaan ini saat ini menjalankan dua bisnis, yakni produsen ammonia dan LPG. Dua pabrik yag dimilikinya saat ini memiliki utilisasi yang lebih tinggi dibanding dengan kapasitas produksinya, jika ammonia 16% lebih tinggi, pabrik LPG memiliki utilisasi 14% dari utilisasinya.
Hingga November lalu perusahaan sudah mengantongi pendapatan senilai US$ 125 juta, naik signifikan dari US$ 39 juta dari pendapatan perusahaan di akhir 2017 lalu.
(hps/hps) Next Article Produksi Ammonia, Harga Saham ESSA Melesat 10,29%
Wakil Direktur Utama Surya Esa Perkasa Chander Vinod Laroya mengatakan hingga akhir tahun kontribusi penjualan ammonia akan mencapai hingga US$ 100 juta dolar. Pabrik ammonia ini dioperasikan oleh anak usaha perusahaan, yakni PT Panca Amara Utama.
"Kontribusi dari ammonia saja crodding US$ 100 juta. Karena pabrik ammonia ini beroperasi kurang dari setengah tahun di tahun ini," kata Chander di JW Marriot, Jakarta, Selasa (11/12).
Dia menjelaskan, pabrik tersebut memiliki kapasitas produksi mencapai 700 ribu ton/tahun. Namun karena tingginya permintaan, sejak dioperasikan pada Juli lalu, tingkat utilisasinya mencapai 116% dari kapasitas normal.
Untuk penjualan perusahaan bekerja sama dengan perusahaan asal Jepang untuk memasarkan hasil produksinya di Jepang dan Korea. Diperkirakan di 2019 nanti pasar ekspor akan diperlebar hingga ke Taiwan dan China.
Perusahaan ini saat ini menjalankan dua bisnis, yakni produsen ammonia dan LPG. Dua pabrik yag dimilikinya saat ini memiliki utilisasi yang lebih tinggi dibanding dengan kapasitas produksinya, jika ammonia 16% lebih tinggi, pabrik LPG memiliki utilisasi 14% dari utilisasinya.
Hingga November lalu perusahaan sudah mengantongi pendapatan senilai US$ 125 juta, naik signifikan dari US$ 39 juta dari pendapatan perusahaan di akhir 2017 lalu.
(hps/hps) Next Article Produksi Ammonia, Harga Saham ESSA Melesat 10,29%
Most Popular