
Bisnis Gas Moncer, Laba Bersih ESSA Naik 255%
Gita Rossiana, CNBC Indonesia
01 August 2018 10:47

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA) pada semester I-2018 membukukan laba bersih sebesar US$ 3,8 juta atau setara Rp 54,34 miliar. Nilai tersebut meningkat 255,14% dibandingkan Juni 2017 yang mencapai US$ 1,07 juta.
Berdasarkan laporan keuangan yang disampaikan di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), peningkatan lapa ditopang peningkatan pendapatan sebesar 54,73% menjadi US$ 23,24 juta, naik signifikan dibandingkan Juni 2017 yang mencapai US$ 15,02 juta.
Sementara itu, beban perusahaan tercatat naik menjadi US$ 10,77 juta pada Juni 2018 dari US$ 8,52 juta pada Juni 2017.
Di sisi lain, liabilitas jangka panjang tercatat meningkat menjadi US$ 507,52 juta dengan kontributor terbesar dari utang institusi keuangan yang mencapai US$ 420,91 juta.
Sedangkan aset melesat ke US$ 877,23 juta pada Juni 2018 dari US$ 820,79 juta pada Desember 2017.
Perusahaan yang dipimpin oleh Garibaldi 'Boy' Thohir ini memiliki dan mengoperasikan kilang bahan bakar gas cair domestik (LPG) yang merupakan kilang terbesar kedua milik swasta di Indonesia.
Bisnis utamanya adalah melakukan pemurnian dan pengolahan gas alam untuk menghasilkan LPG (campuran Propana dan Butana) dan Kondensat, dengan kapasitas 190 TPD (Ton Per Hari) untuk LPG dan 500 BPD (Barel Per Hari) untuk Kondensat.
Kilang SEP terletak di Palembang, Indonesia. Sehingga perolehan laba bersih dan pendapatan perusahaan tidak terlepas dari bisnis LPG.
Pada tahun ini, perseroan akan menerbitkan saham baru (rights issue) sebanyak 30% atau setara dengan 3,30 miliar saham. Perseroan menargetkan memperoleh dana segar sebesar Rp 495 miliar.
Dana yang diperoleh perusahaan nantinya 97,22% dialokasikan untuk peningkatan investasi di entitas anak perusahaan PT Panca Amara Utama (PAU) dan sisanya 2,78% untuk biaya operasional perusahaan.
Direktur Utama Surya Esa Boy Thohir akan menjadi pembeli siaga saham baru perusahaan. Selain Garibaldi terdapat beberapa nama lainnya seperti Theodore Permadi Rachmat, PT Sinar Garda Jaya dan Chander Vinod yang akan membeli sisa saham baru ini jika tidak diserap seluruhnya oleh pasar.
(hps/hps) Next Article Bangkit dari Rugi, ESSA Cetak Laba US$ 13,97 Juta Pada 2021
Berdasarkan laporan keuangan yang disampaikan di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), peningkatan lapa ditopang peningkatan pendapatan sebesar 54,73% menjadi US$ 23,24 juta, naik signifikan dibandingkan Juni 2017 yang mencapai US$ 15,02 juta.
Sementara itu, beban perusahaan tercatat naik menjadi US$ 10,77 juta pada Juni 2018 dari US$ 8,52 juta pada Juni 2017.
Sedangkan aset melesat ke US$ 877,23 juta pada Juni 2018 dari US$ 820,79 juta pada Desember 2017.
Perusahaan yang dipimpin oleh Garibaldi 'Boy' Thohir ini memiliki dan mengoperasikan kilang bahan bakar gas cair domestik (LPG) yang merupakan kilang terbesar kedua milik swasta di Indonesia.
Bisnis utamanya adalah melakukan pemurnian dan pengolahan gas alam untuk menghasilkan LPG (campuran Propana dan Butana) dan Kondensat, dengan kapasitas 190 TPD (Ton Per Hari) untuk LPG dan 500 BPD (Barel Per Hari) untuk Kondensat.
Kilang SEP terletak di Palembang, Indonesia. Sehingga perolehan laba bersih dan pendapatan perusahaan tidak terlepas dari bisnis LPG.
Pada tahun ini, perseroan akan menerbitkan saham baru (rights issue) sebanyak 30% atau setara dengan 3,30 miliar saham. Perseroan menargetkan memperoleh dana segar sebesar Rp 495 miliar.
Dana yang diperoleh perusahaan nantinya 97,22% dialokasikan untuk peningkatan investasi di entitas anak perusahaan PT Panca Amara Utama (PAU) dan sisanya 2,78% untuk biaya operasional perusahaan.
Direktur Utama Surya Esa Boy Thohir akan menjadi pembeli siaga saham baru perusahaan. Selain Garibaldi terdapat beberapa nama lainnya seperti Theodore Permadi Rachmat, PT Sinar Garda Jaya dan Chander Vinod yang akan membeli sisa saham baru ini jika tidak diserap seluruhnya oleh pasar.
(hps/hps) Next Article Bangkit dari Rugi, ESSA Cetak Laba US$ 13,97 Juta Pada 2021
Most Popular