
IHSG Lesu Kemarin, Pantau Terus Emiten-emiten Ini
Monica Wareza, CNBC Indonesia
11 December 2018 08:10

Jakarta, CNBC Indonesia - Pada perdagangan pertama di pekan ini, Senin (10/12/2018), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,25% ke level 6.111,36.
Nilai transaksi tercatat Rp 8,21 triliun dengan volume 11,35 miliar unit saham. Frekuensi perdagangan adalah 329.569 kali.
Pergerakan IHSG senada denganĀ bursa saham utama kawasan Asia yang juga ditransaksikan di zona merah: indeks Nikkei turun 2,12%, indeks Shanghai turun 0,82%, indeks Hang Seng turun 1,19%, indeks Straits Times turun 1,14%, dan indeks Kospi turun 1,06%.
Selain itu, terdapat beberapa peristiwa yang terjadi pada emiten-emiten dan layak disimak oleh investor sebelum perdagangan hari ini, Selasa, dibuka.
1. Digitalisasi Industri, Pan Brothers Alokasikan Capex Rp 217 M
PT Pan Brothers Tbk (PBRX) menyiapkan dana belanja modal (capital expenditure/capex) senilai US$ 15 juta (Rp 217,50 miliar, kurs Rp 14.500/US$) untuk meningkatkan kapasitas dan volume produksinya dan membuat perusahaan terus bersaing di digitalisasi industri.
2. Investor Prancis & Hong Kong Beli Bisnis Media Hary Tanoe?
Vivendi SA, perusahaan konglomerasi asal Prancis yang didukung oleh miliuner Vincent Bollore, bersaing dengan Argyle Street Management untuk berinvestasi dalam unit bisnis televisi dari perusahaan media terbesar di Indonesia, PT Global Mediacom (BMTR), kata beberapa sumber yang mengetahui masalah tersebut.
Lini bisnis penyiaran Vivendi, Canal+, sedang berada dalam tahap pembicaraan awal untuk menginvestasikan lebih dari US$400 juta (Rp 5,8 triliun) untuk membeli saham di dua unit Global Mediacom.
Sementara itu, Argyle Street, sebuah perusahaan investasi yang berbasis di Hong Kong, telah secara terpisah menyatakan minatnya untuk membeli sekitar 49% saham MNC Vision Networks. Perusahaan telah mengusulkan untuk membeli 25% saham Global Mediacom dalam sebuah kesepakatan yang memvaluasi bisnis tersebut sekitar US$550 juta.
3. Telkom Suntik Go-Jek Rp 4 T, Manfaatnya Apa?
PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) dikabarkan akan menyuntikkan modal ke PT Aplikasi Karya Anak Bangsa (Go-Jek Indonesia) senilai Rp 4 triliun. Masing-masing perusahaan nantinya akan sama-sama memperoleh keuntungan timbal balik dari adanya transaksi ini.
Sumber CNBC Indonesia menyebutkan keuntungan yang akan didapatkan antara lain nantinya Go-Jek bakal bisa menggunakan jaringan Telkom sebagai jaringan komunikasi utamanya. Sebaliknya seluruh perusahaan startup yang dikembangkan oleh Telkom akan ditempatkan di aplikasi Go-Jek.
4. Karena Proyek Pemerintah, Fitch Turunkan Outlook WIKA
Lembaga pemeringkat internasional Fitch Ratings merevisi outlook peringkat PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) dari stable menjadi negatif. Namun, Fitch tetap menegaskan peringkat utang perseroan di BB.
Outlook tersebut menggambarkan risiko profil keuangan WIKA yang akan melemah akibat investasi lebih lanjut ke dalam berbagai proyek pemerintah. Net EBITDA perusahaan dapat meningkat hingga ke atas 2 kali, level dimana lembaga itu mempertimbangkan untuk memberikan peringkat negatif.
5. Investor Jepang Siap Beli Saham Bank Permata?
Kabar divestasi saham PT Bank Permata Tbk (BNLI) kembali mencuat ke permukaan. Rumor yang beredar di kalangan pelaku pasar Bank Permata dikabarkan akan dibeli oleh salah satu perusahaan keuangan asal Jepang.
Divestasi akan dilakukan oleh pemegang saham karena dua pemegang saham dikabarkan sudah tidak saling sejalan dalam mengembangkan bisnis Bank Permata. Dua pemegang saham terbesar Bank Permata adalah Standard Chartered Bank dan PT Astra International Tbk (ASII) yang masing-masing mempunyai kepemilikan 44,56%.
6. Sudah Lama Terbuka, Saham Phapros Baru Bisa Ditransaksikan
PT Phapros Tbk disebutkan akan melakukan pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) menjadi perusahaan publik yang sahamnya bisa diperdagangkan, tanpa melalui mekanisme penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO). Rencananya perusahaan ini akan dicatatkan sahamnya di BEI pada 21 Desember 2018 nanti.
(prm) Next Article Bos PBRX Bicara Soal UU Ketenagakerjaan dan Pajak
Nilai transaksi tercatat Rp 8,21 triliun dengan volume 11,35 miliar unit saham. Frekuensi perdagangan adalah 329.569 kali.
Pergerakan IHSG senada denganĀ bursa saham utama kawasan Asia yang juga ditransaksikan di zona merah: indeks Nikkei turun 2,12%, indeks Shanghai turun 0,82%, indeks Hang Seng turun 1,19%, indeks Straits Times turun 1,14%, dan indeks Kospi turun 1,06%.
1. Digitalisasi Industri, Pan Brothers Alokasikan Capex Rp 217 M
PT Pan Brothers Tbk (PBRX) menyiapkan dana belanja modal (capital expenditure/capex) senilai US$ 15 juta (Rp 217,50 miliar, kurs Rp 14.500/US$) untuk meningkatkan kapasitas dan volume produksinya dan membuat perusahaan terus bersaing di digitalisasi industri.
2. Investor Prancis & Hong Kong Beli Bisnis Media Hary Tanoe?
Vivendi SA, perusahaan konglomerasi asal Prancis yang didukung oleh miliuner Vincent Bollore, bersaing dengan Argyle Street Management untuk berinvestasi dalam unit bisnis televisi dari perusahaan media terbesar di Indonesia, PT Global Mediacom (BMTR), kata beberapa sumber yang mengetahui masalah tersebut.
Lini bisnis penyiaran Vivendi, Canal+, sedang berada dalam tahap pembicaraan awal untuk menginvestasikan lebih dari US$400 juta (Rp 5,8 triliun) untuk membeli saham di dua unit Global Mediacom.
Sementara itu, Argyle Street, sebuah perusahaan investasi yang berbasis di Hong Kong, telah secara terpisah menyatakan minatnya untuk membeli sekitar 49% saham MNC Vision Networks. Perusahaan telah mengusulkan untuk membeli 25% saham Global Mediacom dalam sebuah kesepakatan yang memvaluasi bisnis tersebut sekitar US$550 juta.
3. Telkom Suntik Go-Jek Rp 4 T, Manfaatnya Apa?
PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) dikabarkan akan menyuntikkan modal ke PT Aplikasi Karya Anak Bangsa (Go-Jek Indonesia) senilai Rp 4 triliun. Masing-masing perusahaan nantinya akan sama-sama memperoleh keuntungan timbal balik dari adanya transaksi ini.
Sumber CNBC Indonesia menyebutkan keuntungan yang akan didapatkan antara lain nantinya Go-Jek bakal bisa menggunakan jaringan Telkom sebagai jaringan komunikasi utamanya. Sebaliknya seluruh perusahaan startup yang dikembangkan oleh Telkom akan ditempatkan di aplikasi Go-Jek.
4. Karena Proyek Pemerintah, Fitch Turunkan Outlook WIKA
Lembaga pemeringkat internasional Fitch Ratings merevisi outlook peringkat PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) dari stable menjadi negatif. Namun, Fitch tetap menegaskan peringkat utang perseroan di BB.
Outlook tersebut menggambarkan risiko profil keuangan WIKA yang akan melemah akibat investasi lebih lanjut ke dalam berbagai proyek pemerintah. Net EBITDA perusahaan dapat meningkat hingga ke atas 2 kali, level dimana lembaga itu mempertimbangkan untuk memberikan peringkat negatif.
5. Investor Jepang Siap Beli Saham Bank Permata?
Kabar divestasi saham PT Bank Permata Tbk (BNLI) kembali mencuat ke permukaan. Rumor yang beredar di kalangan pelaku pasar Bank Permata dikabarkan akan dibeli oleh salah satu perusahaan keuangan asal Jepang.
Divestasi akan dilakukan oleh pemegang saham karena dua pemegang saham dikabarkan sudah tidak saling sejalan dalam mengembangkan bisnis Bank Permata. Dua pemegang saham terbesar Bank Permata adalah Standard Chartered Bank dan PT Astra International Tbk (ASII) yang masing-masing mempunyai kepemilikan 44,56%.
6. Sudah Lama Terbuka, Saham Phapros Baru Bisa Ditransaksikan
PT Phapros Tbk disebutkan akan melakukan pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) menjadi perusahaan publik yang sahamnya bisa diperdagangkan, tanpa melalui mekanisme penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO). Rencananya perusahaan ini akan dicatatkan sahamnya di BEI pada 21 Desember 2018 nanti.
(prm) Next Article Bos PBRX Bicara Soal UU Ketenagakerjaan dan Pajak
Most Popular