Internasional

Tak Hanya AS, Risiko Resesi Eropa Juga Meningkat

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
10 December 2018 15:24
Jajak pendapat Reuters terbaru terhadap ekonom Eropa menemukan kemungkinan resesi tahun depan meningkat.
Foto: Bank Sentral Eropa (REUTERS/Alex Domanski)
Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Sentral Eropa (ECB) berada di jalur untuk menaikkan suku bunga negatifnya di kuartal ketiga 2019 tetapi keyakinan ekonom telah memudar selama sebulan terakhir karena kemungkinan resesi telah meningkat.

Sebuah jajak pendapat Reuters yang dilakukan pada 4-7 Desember juga menunjukkan para ekonom sepakat mengatakan bahwa risiko rendah sehingga ECB akan memperpanjang program pembelian aset senilai lebih dari 2,6 triliun euro setelah bulan ini. Langkah ini akan memecahkan rekor panduan jangka panjangnya.


Survei yang dilakukan selama periode gejolak ekstrem di pasar keuangan global itu juga menjawab pertanyaan bagi para ekonom mengenai apakah ECB akan menaikkan tingkat bunga refinancing utamanya dalam waktu satu tahun, dan mungkin akan diperpanjang ke awal 2020. Melansir Reuters, tingkat refinancing saat ini nol.

Serangkaian laporan ekonomi yang lemah, termasuk melambatnya momentum dalam survei bisnis utama dan laporan mengejutkan yang menunjukkan pertumbuhan zona euro turun menjadi hanya 0,2% pada kuartal ketiga, yang merupakan rekor terendah dalam empat tahun, turut menyebabkan munculnya keraguan tersebut.

Tetapi bahkan jika ekonomi menguat kembali pada kuartal ini seperti yang sebagian besar responden harapkan, tidak akan ada cukup kemungkinan momentum atau tekanan inflasi untuk menjamin beberapa kenaikan suku bunga tahun depan.

Tak Hanya AS, Risiko Resesi Eropa Juga MeningkatFoto: Bank Sentral Eropa (REUTERS/Kai Pfaffenbach)

Survei ini merupakan yang terbaru dalam serangkaian jajak pendapat Reuters terkait bank-bank sentral utama dunia, termasuk Federal Reserve Amerika Serikat (AS), yang menunjukkan memudarnya keyakinan untuk pengetatan kebijakan.

"Saya akan mengatakan kami memiliki keraguan yang kuat ... ada peluang tidak akan ada kenaikan pada tahun depan. Dalam beberapa tahun ke depan, satu-satunya hal yang saya lihat adalah normalisasi untuk menyingkirkan suku bunga negatif," kata Peter Vanden Houte, kepala ekonom zona euro di ING.

Jajak pendapat Reuters terbaru menemukan kemungkinan resesi tahun depan, yang sementara ini masih rendah, merangkak naik menjadi 20% dari 15%. Polling ini diadakan sejak Agustus.

Demikian pula, probabilitas resesi dalam dua tahun juga naik, menjadi 30% dari 25%, kenaikan pertama sejak Juli, ketika Reuters pertama kali memulai pemungutan suara pada periode ini.


Vanden Houte dari ING memperkirakan resesi pada akhir 2020 sebesar 40%, tetapi mengatakan mungkin terlalu dini untuk khawatir akan hal itu. Ia juga mengatakan angka pengangguran masih turun dan harga minyak yang melemah akan memberikan bantuan kepada konsumen.

"Jika Anda memperhitungkan semua itu bersama-sama, masih ada beberapa dukungan domestik bagi ekonomi untuk terus tumbuh, tetapi akan jauh lebih lemah pasti dan pada tahun 2020 risiko resesi meningkat. Tetapi untuk mengatakan sekarang ini risiko resesi lebih dari 50%, itu terlalu berlebihan," ujarnya.


(prm) Next Article Ketegangan dengan Italia Tak Akan Ubah Stance Moneter ECB

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular