
Bursa Saham Hong Kong & Shanghai Ikut Kebakaran Pagi Ini
Houtmand P Saragih, CNBC Indonesia
10 December 2018 08:58

Hong Kong, CNBC Indoensia - Bursa saham Hong Kong dan China daratan pada perdagangan pagi ini jatuh setelah makinmemburuknya hubungan dagang antara Amerika Serikat dan China. Para investor menilai perkembangan hubungan dagang antar kedua negara lebih menyeramkan dari yang dibayangkan.
Indeks Hang Seng anjlok 1,03% atau kehilangan 268,81 poin menjadi 25.794,95. Shanghai Composite Index turun 0,64% atau turun 16,69 poin 2.589,19, Shenzhen Composite Index anjlok 0,83% atau kehilangan 11,20 poin ke 1.339,49.
Sepanjang pekan lalu, 3 indeks saham utama di sana terjun bebas dimana indeks Dow Jones anjlok 4,5%, indeks S&P 500 ambruk 4,6%, dan indeks Nasdaq Composite terpangkas 4,93%. Koreksi yang begitu dalam membuat indeks Dow Jones dan S&P 500 kini membukukan imbal hasil negatif secara year-to-date.
Pada perdagangan hari Jumat, indeks Dow Jones turun 2,24%, indeks S&P 500 melemah 2,33%, dan indeks Nasdaq Composite terkoreksi 3,05%.
Perkembangan perang dagang AS-China yang tak positif sukses memukul bursa saham Negeri Paman Sam. Apalagi, kesepakatan dagang antar keduanya kian sulit tercapai sieiring dengan penahanan Chief Financial Officer (CFO) Huawei global Meng Wanzhou di Kanada.
Penangkapan ini datang menyusul perintah AS yang sedang melakukan investigasi terkait dengan penggunaan sistem perbankan global oleh Huawei untuk menghindari sanksi AS terhadap Iran. Salah satu bank yang terjebak dalam investigasi ini adalah HSBC.
Selain karena perang dagang, saham-saham di AS dilepas seiring dengan indikasi resesi yang ditunjukkan oleh pasar obligasi.
Pada tanggal 4 Desember 2018, terjadi inversi spread imbal hasil (yield) obligasi AS tenor 3 dan 5 tahun. Pada akhir perdagangan hari itu, spread yield obligasi AS tenor 3 dan 5 tahun adalah sebesar 2 basis poin (bps).
Dalam 3 resesi terakhir yang terjadi di AS (1990, 2001, dan 2007), selalu terjadi inversi pada spread yield obligasi tenor 3 dan 5 tahun. Melansir CNBC International yang mengutip Bespoke, dalam 3 resesi terakhir, inversi pertama spread yield obligasi tenor 3 dan 5 tahun datang rata-rata 26,3 bulan sebelum resesi dimulai.
(hps) Next Article Grogi Nantikan Data Ekspor-Impor, Indeks Shanghai Melemah
Indeks Hang Seng anjlok 1,03% atau kehilangan 268,81 poin menjadi 25.794,95. Shanghai Composite Index turun 0,64% atau turun 16,69 poin 2.589,19, Shenzhen Composite Index anjlok 0,83% atau kehilangan 11,20 poin ke 1.339,49.
Sepanjang pekan lalu, 3 indeks saham utama di sana terjun bebas dimana indeks Dow Jones anjlok 4,5%, indeks S&P 500 ambruk 4,6%, dan indeks Nasdaq Composite terpangkas 4,93%. Koreksi yang begitu dalam membuat indeks Dow Jones dan S&P 500 kini membukukan imbal hasil negatif secara year-to-date.
Pada perdagangan hari Jumat, indeks Dow Jones turun 2,24%, indeks S&P 500 melemah 2,33%, dan indeks Nasdaq Composite terkoreksi 3,05%.
Penangkapan ini datang menyusul perintah AS yang sedang melakukan investigasi terkait dengan penggunaan sistem perbankan global oleh Huawei untuk menghindari sanksi AS terhadap Iran. Salah satu bank yang terjebak dalam investigasi ini adalah HSBC.
Selain karena perang dagang, saham-saham di AS dilepas seiring dengan indikasi resesi yang ditunjukkan oleh pasar obligasi.
Pada tanggal 4 Desember 2018, terjadi inversi spread imbal hasil (yield) obligasi AS tenor 3 dan 5 tahun. Pada akhir perdagangan hari itu, spread yield obligasi AS tenor 3 dan 5 tahun adalah sebesar 2 basis poin (bps).
Dalam 3 resesi terakhir yang terjadi di AS (1990, 2001, dan 2007), selalu terjadi inversi pada spread yield obligasi tenor 3 dan 5 tahun. Melansir CNBC International yang mengutip Bespoke, dalam 3 resesi terakhir, inversi pertama spread yield obligasi tenor 3 dan 5 tahun datang rata-rata 26,3 bulan sebelum resesi dimulai.
(hps) Next Article Grogi Nantikan Data Ekspor-Impor, Indeks Shanghai Melemah
Most Popular