
Analisis Teknikal
Minimnya Sentimen Positif, IHSG Mengarah Koreksi
Yazid Muamar, CNBC Indonesia
10 December 2018 08:10

Jakarta, CNBC Indonesia - Pekan pertama bulan Desember 2018 berhasil dilewati dengan baik oleh Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dengan penguatan 0,18% di penghujung perdagangan hari Jumat (7/12/2018) ke level 6.126.
Tim Riset CNBC Indonesia memperkirakan IHSG akan bergerak variatif cenderung melemah hari ini, Senin (10/12/2018). Adapun rentang pergerakannya antara 6.082 hingga 6.150. Potensi pelemahan kami sandarkan kepada perkembangan pasar secara global dan hasil analisis secara teknikal.
Dari pergerakan bursa global, tiga indeks utama Wall Street kembali terkoreksi hebat. Dow Jones terpangkas habis 2,24% pada level 24.388, S & P 500 merosot 2,33% pada 2.633, terkahir Nasdaq anjlok 3,05% pada 6.969 Jumat pekan lalu.
Penciptaan lapangan kerja non-pertanian Amerika Serikat (AS) versi ADP diumumkan hanya tercipta 179.000 pada bulan November, jauh di bawah konsensus Reuters yang sebanyak 195.000.
Sedangkan klaim tunjangan yang diajukan pengangguran warga AS sebenarnya turun, sebanyak 4.000 orang menjadi 231.000 orang. Namun demikian, jumlahnya masih lebih rendah dibandingkan konsensus analis yang dihimpun Reuters yang meramalkan di angka 225.000 orang.
Dari dalam negeri, IHSG mengakhiri pekan dengan penguatan meski aksi ambil untung investor asing yang menjual saham berbasis keuangan semakin menekan IHSG. Pada penutupan di waktu normal, indeks masih menguat 0,3%, penguatannya terkikis akibat aksi jual pasca-perdagangan.
Investor asing mencatatkan jual bersih (net sell) senilai Rp 538 miliar di semua pasar. Hingga tahun berjalan (ytd) asing masih tercatat net sell Rp 45,9 tsriliun di semua pasar.
Sementara sektor yang paling bergairah kemarin adalah properti, industri perumahan dan industri konstruksi kompak menguat dan mengangkat indeks sektor properti menguat hingga 1,99%.
Aura dovish dari the Fed yang cenderung kalem menaikkan suku bunga direspon positif oleh pelaku pasar dalam negeri. Pasar berekspektasi bahwa BI cenderung kalem tidak akan gegabah menaikkan suku bunganya karena the Fed saja masih pikir-pikir.
Apalagi harga minyak mentah jenis Brent yang kembali terjun di bawah 60 hari Jumat, menjadikan sentimen positif bagi rupiah, karena kebutuhan dolar untuk importasi minyak mentah jadi lebih sedikit.
Lalu, bagaimana pergerakan IHSG hari ini? Berikut analisis pergerakan IHSG menggunakan analisis secara teknikal.
Pada penutupan bursa saham kemarin, secara grafik IHSG membentuk pola yang menyerupai lilin putih pendek (short white candle), yang menggambarkan potensi penguatan.
Namun demikian, posisi IHSG yang di bawah rerata harganya selama lima hari (moving average/MA5), mengindikasikan IHSG rentan terkoreksi dan masih cenderung berfluktuasi.
Posisinya yang berada pada area jenuh beli menurut indikator stochastic slow, juga membuat IHSG berpotensi terhambat kenaikannya.
Tim Riset memandang potensi ambil untung yang akan dilakukan investor lokal maupun asing masih berpotensi terjadi, hal ini dikonfirmasi oleh pergerakan indeks secara teknikal yang berpotensi terkoreksi dan belum menunjukkan adanya penguatan lanjutan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/prm) Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!
Tim Riset CNBC Indonesia memperkirakan IHSG akan bergerak variatif cenderung melemah hari ini, Senin (10/12/2018). Adapun rentang pergerakannya antara 6.082 hingga 6.150. Potensi pelemahan kami sandarkan kepada perkembangan pasar secara global dan hasil analisis secara teknikal.
Dari pergerakan bursa global, tiga indeks utama Wall Street kembali terkoreksi hebat. Dow Jones terpangkas habis 2,24% pada level 24.388, S & P 500 merosot 2,33% pada 2.633, terkahir Nasdaq anjlok 3,05% pada 6.969 Jumat pekan lalu.
Sedangkan klaim tunjangan yang diajukan pengangguran warga AS sebenarnya turun, sebanyak 4.000 orang menjadi 231.000 orang. Namun demikian, jumlahnya masih lebih rendah dibandingkan konsensus analis yang dihimpun Reuters yang meramalkan di angka 225.000 orang.
Dari dalam negeri, IHSG mengakhiri pekan dengan penguatan meski aksi ambil untung investor asing yang menjual saham berbasis keuangan semakin menekan IHSG. Pada penutupan di waktu normal, indeks masih menguat 0,3%, penguatannya terkikis akibat aksi jual pasca-perdagangan.
Investor asing mencatatkan jual bersih (net sell) senilai Rp 538 miliar di semua pasar. Hingga tahun berjalan (ytd) asing masih tercatat net sell Rp 45,9 tsriliun di semua pasar.
Sementara sektor yang paling bergairah kemarin adalah properti, industri perumahan dan industri konstruksi kompak menguat dan mengangkat indeks sektor properti menguat hingga 1,99%.
Aura dovish dari the Fed yang cenderung kalem menaikkan suku bunga direspon positif oleh pelaku pasar dalam negeri. Pasar berekspektasi bahwa BI cenderung kalem tidak akan gegabah menaikkan suku bunganya karena the Fed saja masih pikir-pikir.
Apalagi harga minyak mentah jenis Brent yang kembali terjun di bawah 60 hari Jumat, menjadikan sentimen positif bagi rupiah, karena kebutuhan dolar untuk importasi minyak mentah jadi lebih sedikit.
Lalu, bagaimana pergerakan IHSG hari ini? Berikut analisis pergerakan IHSG menggunakan analisis secara teknikal.
![]() |
Pada penutupan bursa saham kemarin, secara grafik IHSG membentuk pola yang menyerupai lilin putih pendek (short white candle), yang menggambarkan potensi penguatan.
Namun demikian, posisi IHSG yang di bawah rerata harganya selama lima hari (moving average/MA5), mengindikasikan IHSG rentan terkoreksi dan masih cenderung berfluktuasi.
Posisinya yang berada pada area jenuh beli menurut indikator stochastic slow, juga membuat IHSG berpotensi terhambat kenaikannya.
Tim Riset memandang potensi ambil untung yang akan dilakukan investor lokal maupun asing masih berpotensi terjadi, hal ini dikonfirmasi oleh pergerakan indeks secara teknikal yang berpotensi terkoreksi dan belum menunjukkan adanya penguatan lanjutan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/prm) Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!
Most Popular