Meski Koreksi, IHSG Jadi yang Terbaik di Asia

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
06 December 2018 12:02
Ini 3 Sektor yang Jaga Laju IHSG
Foto: Muhammad Sabki
Ada 3 sektor yang menjaga laju IHSG yakni infrastruktur, utilitas & transportasi (+0,09%), pertambangan (+0,24%), dan industri dasar & kimia (+0,28%).

Penguatan sektor infrastruktur, utilitas & transportasi paling banyak disumbang oleh PT Perusahaan Gas Negara (PGAS) yang membukukan kenaikan sebesar 0,97%. Kabar teranyar mengenai PGAS adalah perusahaan menyampaikan bahwa penyelesaian akuisisi Pertagas akan dilaksanakan paling lambat 31 Desember 2018.

Melalui keterbukaan informasi yang disampaikan oleh perusahaan, Sekretaris Perusahaan PGN Rachmat Hutama menjelaskan bahwa pada 27 September 2018, para pihak telah menandatangani Berita Acara Pemenuhan Persyaratan Pendahuluan, serta menyepakati penyelesaian akan dilakukan paling lambat 31 Desember 2018.

Selain itu, menindaklanjuti Berita Acara Pemenuhan Persyaratan Pendahuluan, PGN dan Pertamina telah menandatangani Berita Acara Perjanjian Perubahan Struktur Transaksi pada 30 November 2018, dan menyepakati pengambilalihan secara keseluruhan Pertagas, termasuk kepemilikannya di Pertagas Niaga, Pertag-Samtan Gas, Perta Arun Gas, Perta Daya Gas, dan Perta Kalimantan Gas.

"PGN dan Pertamina sepakat akan menandatangani amandemen dan pernyataan kembali perjanijan yang ditargetkan akan dilakukan paling lambat 31 Desember 2018," ujar Rachmat, Selasa (4/12/2018).

Selama ini, akuisisi Pertagas memang digadang-gadang bisa mendongkrak kinerja keuangan PGAS yang sudah tertekan dalam beberapa tahun terakhir. Dengan adanya kejelasan mengenai proses akuisisi tersebut, pelaku pasar memiliki kepercayaan diri untuk mengoleksi saham PGAS.

Kemudian, penguatan sektor pertambangan disumbang oleh saham-saham emiten batu bara: PT Bukit Asam Tbk (PTBA) naik 1,52%, PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) naik 1,33%, PT Adaro Energy Tbk (ADRO) naik 1,17%, dan PT Harum Energy Tbk (HRUM) naik 0,99%.

Walaupun harga batu bara Newcastle kontrak acuan kemarin (5/12/2018) melemah tipis sebesar 0,19% ke level US$ 102,65/Metrik Ton (MT), sebelumnya harga sudah menguat selama 3 hari berturut-turut.

Untuk sektor industri dasar & kimia, penguatan dipimpin oleh saham PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) yang naik hingga 1,47%. Transaksi pada saham CPIN berlangsung cukup ramai dengan volume sebanyak 3 juta unit. Volume ini sudah setara dengan 43% dari rata-rata volume transaksi harian yang sebanyak 6,98 juta unit.

Pada 9 bulan pertama tahun ini, perusahaan membukukan kenaikan penjualan sebesar 5,08% YoY menjadi Rp 39,4 triliun. Sementara itu, laba bersih periode yang sama meroket 79,5% YoY menjadi Rp 3,47 triliun.

TIM RISET CNBC INDONESIA (ank/hps)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular