
Terbebani Perang Dagang & Pelemahan Rupiah, IHSG Akan Lesu
Monica Wareza, CNBC Indonesia
06 December 2018 08:36

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Kamis (6/12/2018), diperkirakan akan bergerak sideways dengan kecenderungan melemah tipis menurut beberapa analis. Meski bursa Amerika Serikat (AS) ditutup pada perdagangan kemarin, sejumlah sentimen negatif akan tetap menahan laju indeks.
Mega Capital Sekuritas menyebutkan kekhawatiran terkait yield obligasi di Amerika Serikat yang memberi sinyal akan terjadi resesi serta berlanjutnya isu perang perdagangan antara AS dan China menyebabkan pasar Eropa melemah hari Rabu.
Investor, lanjutnya, mulai meragukan akan adanya kesepakatan yang akan dihasilkan dalam jangka waktu 90 hari oleh AS dan China perihal penetapan tarif dagang keduanya.
Dari dalam negeri, Valbury Sekuritas Indonesia menyebutkan sentimen berasal dari peraturan mengenai penghentian pungutan ekspor minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) yang baru saja diteken pemerintah.
Keputusan ini bersifat sementara karena menunggu harga CPO kembali ke batas normal. Jika harga minyak sawit telah normal, yakni di atas US$549 per ton, kebijakan pungutan akan diberlakukan kembali. Besaran pungutan tersebut yaitu US$50 per ton untuk CPO, US$30 per ton untuk turunan pertama, dan US$20 per ton untuk turunan kedua.
Sementara itu, MNC Sekuritas mengatakan pelemahan bursa Asia pagi ini dan posisi rupiah terhadap dolar yang masih melemah akan berdampak negatif dan memberatkan gerak indeks hari ini.
Diperkirakan indeks hari ini akan bergerak di kisaran support 6.096 poin dan resisten di level 6.188 poin.
(prm) Next Article Analis: IHSG Mampu Bergerak Naik Meski Terbatas
Mega Capital Sekuritas menyebutkan kekhawatiran terkait yield obligasi di Amerika Serikat yang memberi sinyal akan terjadi resesi serta berlanjutnya isu perang perdagangan antara AS dan China menyebabkan pasar Eropa melemah hari Rabu.
Investor, lanjutnya, mulai meragukan akan adanya kesepakatan yang akan dihasilkan dalam jangka waktu 90 hari oleh AS dan China perihal penetapan tarif dagang keduanya.
Keputusan ini bersifat sementara karena menunggu harga CPO kembali ke batas normal. Jika harga minyak sawit telah normal, yakni di atas US$549 per ton, kebijakan pungutan akan diberlakukan kembali. Besaran pungutan tersebut yaitu US$50 per ton untuk CPO, US$30 per ton untuk turunan pertama, dan US$20 per ton untuk turunan kedua.
Sementara itu, MNC Sekuritas mengatakan pelemahan bursa Asia pagi ini dan posisi rupiah terhadap dolar yang masih melemah akan berdampak negatif dan memberatkan gerak indeks hari ini.
Diperkirakan indeks hari ini akan bergerak di kisaran support 6.096 poin dan resisten di level 6.188 poin.
(prm) Next Article Analis: IHSG Mampu Bergerak Naik Meski Terbatas
Most Popular