
Analis: IHSG Mampu Bergerak Naik Meski Terbatas
Tito Bosnia, CNBC Indonesia
07 September 2018 08:16

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 1,63% pada level 5.776,1 pada perdagangan kemarin Kamis (6/9/2018). IHSG berbalik arah selepas anjlok 3,76% pada perdagangan di hari sebelumnya (5/9/2018).
Nilai transaksi tercatat sebesar Rp 9,11 triliun dengan volume sebanyak 9,38 miliar unit saham. Frekuensi perdagangan adalah 424.383 kali. Sementara investor asing melakukan aksi net sell di semua perdagangan saham sebesar Rp 966,5 miliar.
Penguatan rupiah memotori aksi beli yang dilakukan investor, sebab rupiah menguat 0,3% di pasar spot ke level Rp 14.885/US$. Sedangkan kinerja rupiah terdongkrak oleh kebijakan pemerintah yang menaikkan 1.147 barang impor yang mengalami kenaikan pajak.
"Dengan demikian, indeks berpeluang menuju ke area resisten. Kisaran level berada di 5.615,4 hingga 5.867," ujar Nafan.
Sedangkan analis dari Indosurya Sekuritas William Surya Wijaya mensinyalir penantian data cadangan devisa (cadev) yang akan dirilis hari ini, tentunya dapat memberikan sentimen positif terhadap pola gerak IHSG dalam batas wajar.
"Peluang penguatan masih terbuka dengan ruang yang cukup lebar di tengah masih berfluktuasinya harga komoditas dan nilai tukar rupiah. Hari ini peluang kenaikan masih terlihat pada pola gerak IHSG dengan kisaran di level 5.634-5.852," ungkap William.
Namun, analis Kiwoom Sekuritas mengatakan bahwa secara teknikal, indeks IHSG hari ini dapat melemah dengan support dan resistance di level 5.695-5.821.
Di tengah tingkat volatilitas rupiah yang kian meninggi, Bank Indonesia (BI) tengah bersiap menghadapi potensi kenaikkan The Fed pada bulan September ini.
"Esok hari, data ekspor dan impor serta trade balance dari China juga akan menjadi perhatian karena posisi China yang terlibat secara langsung terhadap perang dagang bersama Amerika Serikat (AS)," ungkap Maximilianus dan Johan Trihantoro dalam catatan risetnya.
(prm) Next Article Lesu, IHSG Kayaknya Ditutup Merah Lagi Jelang Long Weekend
Nilai transaksi tercatat sebesar Rp 9,11 triliun dengan volume sebanyak 9,38 miliar unit saham. Frekuensi perdagangan adalah 424.383 kali. Sementara investor asing melakukan aksi net sell di semua perdagangan saham sebesar Rp 966,5 miliar.
Penguatan rupiah memotori aksi beli yang dilakukan investor, sebab rupiah menguat 0,3% di pasar spot ke level Rp 14.885/US$. Sedangkan kinerja rupiah terdongkrak oleh kebijakan pemerintah yang menaikkan 1.147 barang impor yang mengalami kenaikan pajak.
Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji menambahkan secara teknikal, terlihat pola bullish harami candlestick pattern yang mengindikasikan adanya potensi penguatan lanjutan pada pergerakan indeks saham.
"Dengan demikian, indeks berpeluang menuju ke area resisten. Kisaran level berada di 5.615,4 hingga 5.867," ujar Nafan.
Sedangkan analis dari Indosurya Sekuritas William Surya Wijaya mensinyalir penantian data cadangan devisa (cadev) yang akan dirilis hari ini, tentunya dapat memberikan sentimen positif terhadap pola gerak IHSG dalam batas wajar.
"Peluang penguatan masih terbuka dengan ruang yang cukup lebar di tengah masih berfluktuasinya harga komoditas dan nilai tukar rupiah. Hari ini peluang kenaikan masih terlihat pada pola gerak IHSG dengan kisaran di level 5.634-5.852," ungkap William.
Namun, analis Kiwoom Sekuritas mengatakan bahwa secara teknikal, indeks IHSG hari ini dapat melemah dengan support dan resistance di level 5.695-5.821.
Di tengah tingkat volatilitas rupiah yang kian meninggi, Bank Indonesia (BI) tengah bersiap menghadapi potensi kenaikkan The Fed pada bulan September ini.
"Esok hari, data ekspor dan impor serta trade balance dari China juga akan menjadi perhatian karena posisi China yang terlibat secara langsung terhadap perang dagang bersama Amerika Serikat (AS)," ungkap Maximilianus dan Johan Trihantoro dalam catatan risetnya.
(prm) Next Article Lesu, IHSG Kayaknya Ditutup Merah Lagi Jelang Long Weekend
Most Popular