Analisis Teknikal

Sentimen Damai Dagang Memudar, IHSG Terkoreksi 0,32%

Yazid Muamar, CNBC Indonesia
05 December 2018 17:33
Pada penutupan perdagang ini IHSG terdepresiasi 0,32% ke leve 6.133 karena terbawa sentimen negatif dari Wall Street dan kondisi ekonomi AS.
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Jakarta,CNBC Indonesia - Aksi balas membalas komentar terkait perang dagang antara AS dengan China menimbulkan sentimen negatif di bursa utama dunia. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali terdepresiasi 0,32% ke level 6.133 pada penutupan perdagangan, Rabu (5/12/2018).

Kenaikan IHSG selama dua hari beruntun di awal Desember ini harus sedikit ternoda, karena cuitan Presiden AS Donald Trump yang menyebut dirinya sebagai manusia tarif.

"Kami akan mencoba menyelesaikan (negosiasi). Namun jika tidak, ingat bahwa saya adalah manusia bea masuk (Tariff Man)!," cuit Trump di Twitter.

Komentar tersebut memancing kembali kekhawatiran investor akan ketidakjelasan dari kondisi global. Data yield obligasi pemerintah AS juga menimbulkan kekhawatiran. Yield tenor 2 tahun dan 3 tahun kini lebih tinggi dibandingkan tenor 5 tahun yang mengindikasikan adanya resesi ekonomi.

Risiko tersebut dicerna oleh pasar sebagai sentimen negatif signifikan karena belum pernah terjadi selama 10 tahun terakhir. Melihat hal tersebut, investor pun meninggalkan instrumen berisiko seperti saham dan berpaling ke pelukan aset-aset aman (safe haven).

Salah satu safe haven yang banyak diburu pelaku pasar salah satunya dolar AS. Dollar index (DXY) terlihat meningkat signifikan dengan berada di level 96.999.

Akibatnya mata uang dunia juga rupiah menjadi tertekan. Hingga penutupan pasar spot pukul 16:00 WIB, US$ 1 dibanderol Rp 14.390. Rupiah melemah 0,74% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Pelemahan rupiah tersebut merembet ke sektor keuangan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Indeks sektor keuangan terpantau terkoreksi 0,67% dan menjadi penyumbang poin pelemahan terbanyak bagi IHSG.

Sedangkan salah satu sektor yang cukup prima hari ini adalah agrikultur yang menguat 1,61%. Penguatan sektor yang menaungi industri CPO tersebut karena dirilisnya Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 152/PMK.05/2018 berlaku sejak 4 Desember 2018.

PMK baru tersebut menyatakan pungutan ekspor dinolkan jika harga CPO di bawah US$ 570/ton. Sementara itu, jika harga berada di kisaran US$ 570 - US$ 619/ton, maka pungutan ekspor CPO menjadi US$ 25/ton.

Secara pergerakan, IHSG hari ini bergerak antara 6.064 hingga 6.133. Dengan pola grafik yang terbentuk lilin putih pendek (short white candle) yang mengindikasikan kenaikan, meski sifatnya kurang terlalu kuat.
Sumber: Revinitif
Hingga penutupan indeks masih kokoh bergerak di atas garis rerata harganya selama lima hari (moving average/MA5). Hal ini menjukan bahwa IHSG masih mempunyai kekuatan untuk menguat esok hari.

Mengacu pada indikator teknikal stochastic slow, aksi ambil untung (profit taking) pada IHSG juga berpotensi masih terjadi. Hal ini dikarenakan posisinya saat ini berada pada jenuh beli (overbought), artinya level saat ini dianggap sedikit tinggi.

TIM RISET CNBC INDONESIA

[Gambas:Video CNBC]



(yam/roy) Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular