Bank Kompak Naikkan Bunga Deposito, Perlukah di-Capping?

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
04 December 2018 20:36
Agresif Naikkan Bunga Deposito, Tapi Bunga Kredit Turun
Foto: Ilustrasi Money Changer (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Guna mengakali lambatnya pertumbuhan DPK, bank pun berlomba-lomba menaikkan suku bunga deposito. Sebagai informasi, di Indonesia deposito tenor 1 dan 3 bulan merupakan yang paling diminati. Deposito tenor 1 bulan denominasi rupiah berkontribusi sebesar 18,39% dari komposisi DPK bank umum per September 2018. Untuk tenor 3 bulan, kontribusinya adalah sebesar 12,34%.

Rata-rata suku bunga deposito rupiah tenor 1 dan 3 bulan dari bank umum per akhir 2017 adalah masing-masing sebesar 5,74% dan 6,13%. Per September 2018, posisinya naik menjadi masing-masing 6,28% (+54 bps) dan 6,29% (+16 bps).

Masalahnya, kenaikan suku bunga deposito tak bisa di-pass through ke suku bunga kredit. Malahan, suku bunga kredit turun sepanjang tahun ini. Berdasarkan jenis penggunaannya, penyaluran kredit dibagi menjadi 3 yakni kredit modal kerja, kredit investasi, dan kredit konsumsi.

Per akhir 2017, rata-rata suku bunga kredit bank umum untuk modal kerja denominasi rupiah adalah sebesar 10,71%, investasi 10,56%, dan konsumsi 12,66%. Per September 2018, posisinya turun menjadi masing-masing sebesar 10,63% (-8 bps), 10,54% (-2 bps), dan 11,9% (-76 bps).

Hasilnya bisa ditebak, Net Interest Margin (NIM) menjadi tergerus. NIM merupakan selisih dari bunga yang didapatkan perbankan dengan bunga yang dibayarkan kepada nasabah, dibagi dengan total aset yang menghasilkan bunga. Semakin besar NIM, maka tingkat profitabilitas sebuah bank akan semakin besar.

Tak berlebihan jika NIM dikatakan sebagai 'nyawa' dari operasional sebuah bank. Dengan NIM yang lebih besar, sebuah bank bisa mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi kala menyalurkan kredit dalam besaran yang sama.

Sepanjang 9 bulan pertama 2018, NIM dari PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) tercatat sebesar 5,76%, turun 10 bps dari posisi 9 bulan pertama tahun 2017 yang sebesar 5,86%. Sementara itu, NIM dari PT Bank Negara Indonesia (BBNI) turun 20 bps menjadi 5,3%, dari yang sebelumnya 5,5%.

NIM dari PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) tergerus 42 bps menjadi 7,49%, dari yang sebelumnya 7,91% pada 9 bulan pertama tahun 2017. NIM dari PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) turun 10 bps menjadi 6,1%, dari yang sebelumnya 6,2%. (ank/wed)
Pages

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular