
India Bawa Berita Buruk Buat Rupiah, Apa Itu?
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
04 December 2018 11:26

Kini dolar AS sudah melemah di hadapan mayoritas mata uang Asia. Wajar, karena Dollar Index (yang menggambarkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) masih melemah 0,24%.
Sepertinya hawa damai dagang AS-China masih sangat ampuh untuk membentuk risk appetite pelaku pasar. Mengutip Reuters, China bersedia meningkatkan impor produk-produk made in USA senilai US$ 1,2 triliun. Tidak hanya itu, China juga akan menghapus bea masuk untuk impor mobil dan hambatan non-tarif terhadap produk-produk AS.
"Kami ingin tarif bea masuk (otomotif) turun ke 0%. Saya bisa katakan bahwa Presiden Xi (Jinping) tidak pernah begitu terlibat, dan kata yang mereka sebutkan adalah 'secepatnya'," tegas Lawrence 'Larry' Kudlow, Penasihat Ekonomi Gedung Putih, dikutip dari Reuters.
Washington pun semakin optimistis bahwa China mampu lebih membuka perekonomian mereka. Steven Mnuchin, Menteri Keuangan AS, mengungkapkan bahwa Presiden Xi menunjukkan komitmen tersebut kala berbincang dengan Trump di Buenos Aires.
"Sepertinya ini adalah kali pertama kami merasakan adanya komitmen. Tampaknya ini akan menjadi kesepakatan yang sesungguhnya," ujar Mnuchin, mengutip Reuters.
Hubungan AS-China yang sedang mesra ini tentu membuat pelaku pasar berbunga-bunga. Optimisme akan membuncah, pencarian aset-aset berisiko yang memberikan keuntungan besar akan semakin intensif, dan dolar AS akan semakin ditinggalkan.
(BERLANJUT KE HALAMAN 3)
(aji/aji)
Sepertinya hawa damai dagang AS-China masih sangat ampuh untuk membentuk risk appetite pelaku pasar. Mengutip Reuters, China bersedia meningkatkan impor produk-produk made in USA senilai US$ 1,2 triliun. Tidak hanya itu, China juga akan menghapus bea masuk untuk impor mobil dan hambatan non-tarif terhadap produk-produk AS.
"Kami ingin tarif bea masuk (otomotif) turun ke 0%. Saya bisa katakan bahwa Presiden Xi (Jinping) tidak pernah begitu terlibat, dan kata yang mereka sebutkan adalah 'secepatnya'," tegas Lawrence 'Larry' Kudlow, Penasihat Ekonomi Gedung Putih, dikutip dari Reuters.
"Sepertinya ini adalah kali pertama kami merasakan adanya komitmen. Tampaknya ini akan menjadi kesepakatan yang sesungguhnya," ujar Mnuchin, mengutip Reuters.
Hubungan AS-China yang sedang mesra ini tentu membuat pelaku pasar berbunga-bunga. Optimisme akan membuncah, pencarian aset-aset berisiko yang memberikan keuntungan besar akan semakin intensif, dan dolar AS akan semakin ditinggalkan.
(BERLANJUT KE HALAMAN 3)
(aji/aji)
Next Page
Mengapa Rupiah Masih Ketinggalan Kereta?
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular