
India Bawa Berita Buruk Buat Rupiah, Apa Itu?
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
04 December 2018 11:26

Namun mengapa rupiah malah melemah? Bukan sekedar melemah, tetapi terlemah di Asia pula?
Mungkin harga minyak menjadi penyebabnya. Sejak kemarin, harga si emas hitam belum berhenti menguat. Pada pukul 11:14 WIB, harga minyak jenis brent naik 1,1% sementara light sweet bertambah 0,96%. Dini hari tadi, harga minyak sempat naik di kisaran 5%.
Kenaikan harga minyak bukan kabar baik buat rupiah. Sebab, Indonesia adalah negara berstatus net importir migas sehingga kenaikan harga minyak tentu akan membuat impor migas membengkak, meski mungkin volume yang diimpor tidak naik.
Akibatnya, defisit neraca migas akan semakin parah dan mempengaruhi transaksi berjalan (current account). Bagi rupiah, transaksi berjalan adalah fondasi yang sangat penting karena mencerminkan pasokan valas yang sifatnya bertahan lama (sustainable).
Kala transaksi berjalan mengalami defisit yang dalam, rupiah pun ikut melemah karena tidak punya fondasi yang kuat. Oleh karena itu, kenaikan harga minyak (bila bertahan sepanjang hari) akan menjadi beban bagi langkah rupiah.
Faktor lain yang mungkin menjegal rupiah adalah ambil untung. Harap maklum, rupiah sudah menguat signifikan dalam beberapa waktu terakhir.
Sejak 30 Oktober sampai kemarin, rupiah sudah menguat 6,48%. Lebih tajam ketimbang penguatan yang dialami mata uang Asia lainnya seperti rupee (4,39%), won Kore Selatan (2,65%), peso (2,04%), atau dolar Taiwan (0,89%).
Bagi sebagian investor, angka penguatan rupiah itu mungkin cukup menggiurkan sehingga memancing aksi ambil untung. Tekanan jual membuat rupiah melemah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Mungkin harga minyak menjadi penyebabnya. Sejak kemarin, harga si emas hitam belum berhenti menguat. Pada pukul 11:14 WIB, harga minyak jenis brent naik 1,1% sementara light sweet bertambah 0,96%. Dini hari tadi, harga minyak sempat naik di kisaran 5%.
Kenaikan harga minyak bukan kabar baik buat rupiah. Sebab, Indonesia adalah negara berstatus net importir migas sehingga kenaikan harga minyak tentu akan membuat impor migas membengkak, meski mungkin volume yang diimpor tidak naik.
Kala transaksi berjalan mengalami defisit yang dalam, rupiah pun ikut melemah karena tidak punya fondasi yang kuat. Oleh karena itu, kenaikan harga minyak (bila bertahan sepanjang hari) akan menjadi beban bagi langkah rupiah.
Faktor lain yang mungkin menjegal rupiah adalah ambil untung. Harap maklum, rupiah sudah menguat signifikan dalam beberapa waktu terakhir.
Sejak 30 Oktober sampai kemarin, rupiah sudah menguat 6,48%. Lebih tajam ketimbang penguatan yang dialami mata uang Asia lainnya seperti rupee (4,39%), won Kore Selatan (2,65%), peso (2,04%), atau dolar Taiwan (0,89%).
Bagi sebagian investor, angka penguatan rupiah itu mungkin cukup menggiurkan sehingga memancing aksi ambil untung. Tekanan jual membuat rupiah melemah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular