
Clean Sheet 3 Hari di Kurs Acuan, Rupiah Akhirnya Kebobolan
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
04 December 2018 10:38

Sejatinya dolar AS masih melemah di level global. Pada pukul 10:20 WIB, Dolar Index (yang mengukur posisi greenback secara relatif terhadap enam mata uang utama dunia) terkoreksi 0,21%. Indeks ini tidak pernah menguat sejak kemarin.
Namun sepertinya aksi ambil untung menghinggapi rupiah dan sejumlah mata uang Asia. Sejak 30 Oktober sampai kemarin, rupiah sudah menguat 6,48%. Sementara rupee menguat 4,39%, won menguat 2,65%, peso menguat 2,04%, dan dolar Taiwan menguat 0,89%.
Bagi sebagian investor, angka-angka itu mungkin cukup menggiurkan sehingga memancing aksi ambil untung (profit taking). Tekanan jual membuat berbagai mata uang tersebut melemah.
Selain itu, sebagian pelaku pasar mungkin sudah move on dari damai dagang AS-China dan mulai meneropong rapat The Federal Reserve/The Fed pada 19 Desember. Mengutip CME Fedwatch, probabilitas kenaikan Federal Funds Rate sebesar 25 basis poin (bps) dalam rapat tersebut adalah 83,5%. Naik dibandingkan posisi seminggu lalu yaitu 79,2%.
Artinya, Jerome 'Jay' Powell dan kolega hampir pasti akan mengeksekusi kenaikan suku bunga acuan untuk kali keempat sepanjang 2018 dalam rapat 3 pekan lagi. Sentimen ini menjadi angin segar bagi dolar AS.
Kenaikan suku bunga acuan akan ikut mengatrol imbalan investasi di AS, terutama untuk instrumen berpendapatan tetap seperti obligasi. Demi cuan, investor akan memborong obligasi AS sehingga permintaan terhadap greenback bakal meningkat. Kala permintaan meningkat, maka nilai dolar AS pun semakin mahal alias menguat.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Namun sepertinya aksi ambil untung menghinggapi rupiah dan sejumlah mata uang Asia. Sejak 30 Oktober sampai kemarin, rupiah sudah menguat 6,48%. Sementara rupee menguat 4,39%, won menguat 2,65%, peso menguat 2,04%, dan dolar Taiwan menguat 0,89%.
Bagi sebagian investor, angka-angka itu mungkin cukup menggiurkan sehingga memancing aksi ambil untung (profit taking). Tekanan jual membuat berbagai mata uang tersebut melemah.
Artinya, Jerome 'Jay' Powell dan kolega hampir pasti akan mengeksekusi kenaikan suku bunga acuan untuk kali keempat sepanjang 2018 dalam rapat 3 pekan lagi. Sentimen ini menjadi angin segar bagi dolar AS.
Kenaikan suku bunga acuan akan ikut mengatrol imbalan investasi di AS, terutama untuk instrumen berpendapatan tetap seperti obligasi. Demi cuan, investor akan memborong obligasi AS sehingga permintaan terhadap greenback bakal meningkat. Kala permintaan meningkat, maka nilai dolar AS pun semakin mahal alias menguat.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular