
Desember, Pemerintah Berencana Terbitkan Obligasi Dolar
Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
03 December 2018 14:49

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah berencana menerbitkan obligasi global berdenominasi dolar AS, sebagai bagian dari penerbitan obligasi global senilai total Rp 120 triliun guna membiayai APBN 2019.
"Namun, jumlah penerbitan Desember belum diumumkan," tulis Reuters hari ini (3/12/18).
Direktur Jenderal Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko Kementerian Keuangan Luky Alfirman diberitakan menyatakan total penerbitan Rp 120 triliun (US$ 8,44 miliar) obligasi global berdenominasi asing untuk mendanai APBN 2019.
Hal tersebut disampaikan dalam pertemuan dengan analis dan pelaku pasar obligasi hari ini.
Pemerintah juga menargetkan dapat menerbitkan 60% dari total target penerbitan kotor surat berharga negara (SBN) senilai Rp 826 triliun pada tengah tahun pertama 2019.
Strategi penerbitan di awal tersebut biasa disebut pemerintah sebagai penerbitan di awal (front loading).
Penerbitan yang akan lebih banyak di awal tahun tersebut tetap dilakukan meskipun bertepatan dengan momentum pemillihan umum pada April, seiring dengan wait and see-nya pelaku pasar yang biasa terjadi menjelang pemilu.
Direktur Utama PT Fitch Ratings Indonesia Indra Kampono dalam wawancaranya dengan CNBC TV pernah menyatakan bahwa minat calon emiten untuk menerbitkan obligasi korporasi masih akan bertumpuk pada hingga semester II-2019 karena menunggu pastinya hasil pemilu.
"Akan ramai di semester kedua 2019, karena memang calon penerbit dan pelaku pasar pasti akan menunggu hasil dari pemilu, siapapun pemenangnya," ujar Indra pekan lalu.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/hps) Next Article SUN Cetak Rekor, Pengamat: SUN RI Masih Menarik Bagi Investor
"Namun, jumlah penerbitan Desember belum diumumkan," tulis Reuters hari ini (3/12/18).
Direktur Jenderal Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko Kementerian Keuangan Luky Alfirman diberitakan menyatakan total penerbitan Rp 120 triliun (US$ 8,44 miliar) obligasi global berdenominasi asing untuk mendanai APBN 2019.
Pemerintah juga menargetkan dapat menerbitkan 60% dari total target penerbitan kotor surat berharga negara (SBN) senilai Rp 826 triliun pada tengah tahun pertama 2019.
Strategi penerbitan di awal tersebut biasa disebut pemerintah sebagai penerbitan di awal (front loading).
Penerbitan yang akan lebih banyak di awal tahun tersebut tetap dilakukan meskipun bertepatan dengan momentum pemillihan umum pada April, seiring dengan wait and see-nya pelaku pasar yang biasa terjadi menjelang pemilu.
Direktur Utama PT Fitch Ratings Indonesia Indra Kampono dalam wawancaranya dengan CNBC TV pernah menyatakan bahwa minat calon emiten untuk menerbitkan obligasi korporasi masih akan bertumpuk pada hingga semester II-2019 karena menunggu pastinya hasil pemilu.
"Akan ramai di semester kedua 2019, karena memang calon penerbit dan pelaku pasar pasti akan menunggu hasil dari pemilu, siapapun pemenangnya," ujar Indra pekan lalu.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/hps) Next Article SUN Cetak Rekor, Pengamat: SUN RI Masih Menarik Bagi Investor
Most Popular