
Dukung Sektor Perbankan, Bos BCA Minta Dua Hal ini
Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
03 December 2018 11:18

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Direktur Bank BCA Jahja Setiaatmadja memberikan masukan pada pemerintah, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia (BI), agar sektor perbankan tetap bisa ekspansif tahun depan.
Ada dua masukan yang diberikan. Pertama, keseimbangan antara suku bunga acuan dengan nilai tukar (kurs) rupiah. Idealnya untuk mendukung bisnis perbankan rupiah menguat dengan suku bunga rendah. Tetapi saat ini kondisi tersebut tidak memungkinkan.
"Kita tidak mau pemerintah akrobatik. Tetapi harus terjaga keseimbangan suku bunga acuan dengan kurs," ujar Jahja ketika ditemui di acara CEO Networking, Jakarta, Senin (3/12/2018).
"Menurut saya, bisnis ini seperti karet sehingga kalau diberi rencana ke depan, penyesuaian suku bunga sangat tergantung industri tapi kalau kurs hampir seluruh bahan baku kita impor jadi terpaksa gak ada pilihan bagi kita ke depan."
Kedua, likuditas. Agar industri bisa berkembang harus dijaga dan ada likuiditas. Apalagi tahun depan permintaan dari sektor infrastruktur cukup besar.
"Korelasi likuiditas dan kurs yang sudah dijaga dengan baik, dengan adanya advance step, kurs bisa menguat dan OJK sudah kawal perkembangan kredit sehingga capai 12,35%," ujar Jahja.
Jahja menambahkan impak dari suku bunga sangat positif bagi bank. Tahun lalu kredit tumbuh 8-9%. Tahun ini hingga Oktober sudah naik 13,35% dan optimistis kredit bisa tumbuh 14%. Hal ini menunjukkan kredit tumbuh secara terkendali.
[Gambas:Video CNBC]
(roy/ray) Next Article BCA Cetak Laba Rp 23,2 T di September, Aset Tembus Rp 1.169 T
Ada dua masukan yang diberikan. Pertama, keseimbangan antara suku bunga acuan dengan nilai tukar (kurs) rupiah. Idealnya untuk mendukung bisnis perbankan rupiah menguat dengan suku bunga rendah. Tetapi saat ini kondisi tersebut tidak memungkinkan.
Kedua, likuditas. Agar industri bisa berkembang harus dijaga dan ada likuiditas. Apalagi tahun depan permintaan dari sektor infrastruktur cukup besar.
"Korelasi likuiditas dan kurs yang sudah dijaga dengan baik, dengan adanya advance step, kurs bisa menguat dan OJK sudah kawal perkembangan kredit sehingga capai 12,35%," ujar Jahja.
Jahja menambahkan impak dari suku bunga sangat positif bagi bank. Tahun lalu kredit tumbuh 8-9%. Tahun ini hingga Oktober sudah naik 13,35% dan optimistis kredit bisa tumbuh 14%. Hal ini menunjukkan kredit tumbuh secara terkendali.
[Gambas:Video CNBC]
(roy/ray) Next Article BCA Cetak Laba Rp 23,2 T di September, Aset Tembus Rp 1.169 T
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular