IHSG Naik 0,83% Sepekan, Saham-saham Ini yang Paling Cuan

Raditya Hanung, CNBC Indonesia
01 December 2018 19:56
Tim Riset CNBC Indonesia telah mengumpulkan 5 saham yang mampu mencetak cuan paling tinggi dalam sepekan terakhir.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC IndonesiaSepanjang pekan lalu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu mencatat performa cukup memuaskan. Mengekor bursa saham utama Asia yang juga menguat, IHSG naik 0,83% selama seminggu terakhir. 

Tim Riset CNBC Indonesia telah mengumpulkan lima saham yang mampu mencetak cuan paling tinggi dalam sepekan terakhir. Berikut ulasannya.



1. PT. Sinergi Megah Internusa Tbk (NUSA)

Saham perusahaan yang paling cuan pada pekan ini adalah PT Sinergi Megah Internusa Tbk (NUSA). Pada penutupan di akhir pekan, saham perusahaan tersebut berada di level Rp 540/saham. Dalam sepekan, harga saham perusahaan yang berfokus di bidang properti ini, naik hingga 110,94%. 


Sejak
penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) dan tercatat di bursa pada 12 Juli 2018 pada harga penawaran perdana Rp 150/saham, harga saham NUSA sudah naik 260%. 

Benny Tjokro tercatat menjadi pemegang saham terbesar NUSA dengan kepemilikan 83,93%. Sementara publik tercatat memiliki 15,58%.

Saat pencatatan saham perdana, perseroan menyampaikan rencana aksi korporasi dengan membangun vila di tanah seluas 20 hektar yang berlokasi di Batam, Kepulauan Riau. 
Untuk mengembangkan lokasi tersebut, perusahaan akan menginvestasikan dana sebesar Rp 1,1 triliun yang sebagian berasal dari hasil penawaran umum.

Saat ini perusahaan memiliki satu hotel tipe boutique yang berlokasi di wilayah Yogyakarta. Hotel tersebut memiliki 77 kamar, dengan tingkat okupansi hotel mencapai 52%.

Karena kenaikannya yang begitu kencang, Bursa Efek Indonesia (BEI) saat ini sedang mencermati pergerakan harga saham ini. Pasalnya kenaikan harga yang signifikan tersebut dinilai tidak wajar (unusual market activity/UMA) berdasarkan Pengumuman BEI No.0048/BEI.WAS/11-2018 tanggal 30 November 2018. 

Bursa mengingatkan para investor diharapkan untuk mengamati penjelasan yang diberikan oleh perseroan atas permintaan bursa. 

2. PT. Dewata Freight International Tbk (DEAL)

Harga saham perusahaan ini pada penutupan kemarin, berada di level Rp 505/saham. Perusahaan yang bergerak di bidang jasa logistik ini menguat hingga 30,83% dalam sepekan.

Saat IPO, saham perusahaan yang mengusung nama DFI Logistics ini dilepas pada harga Rp 150/saham. Artinya sejak hari pertama tercatat di Bursa harga saham DEAL sudah naik 236,67%. 

Pada saat listing, manajemen perseroan menyampaikan tengah mempersiapkan diri untuk ikut serta dalam menggarap proyek logistik dan transportasi untuk minyak dan gas di negara tetangga, Brunei Darussalam. 

Pengerjaan proyek ini akan dilakukan perusahaan bekerja sama dengan perusahaan milik pemerintah Brunei. Setelah Brunei, perusahaan juga berencana untuk menjajaki pasar di Malaysia dan Singapura untuk bisnis logistik dan transportasi.

Sebagai informasi, BEI belum memasukkan saham emiten ini ke dalam perdagangan saham tak wajar. 

3. PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk (PTPP)

Posisi berikutnya yaitu PT Pembangunan Perumahan Tbk (PTPP). Harga saham perusahaan tersebut pada penutupan kemarin berada di level Rp 1.855/saham. Dalam sepekan, harga saham perusahaan pelat merah yang bergerak dalam bisnis konstruksi ini menanjak hingga 12,77%. 

Pemodal nampaknya mulai merespons positif soal rencana pembentukan induk usaha dan pengerjaan sejumlah proyek infrastruktur.

Pertengahan bulan ini, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) kembali menyampaikan paparan mengenai pembentukan holding BUMN perumahan dan pengembangan kawasan, serta holding BUMN infrastruktur rampung pada akhir tahun ini. Pemerintah kini sedang menggenjot proses kedua sektor holding tersebut. 

Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha Kementerian BUMN, Aloysius Kiik Ro menjelaskan proses holding perumahan dan pengembangan kawasan masih dibahas antar Kementerian/Lembaga (K/L). Sementara itu, untuk holding infrastruktur pembentukan saat ini dalam tahap harmonisasi.

Bila dilaksanakan, holding perumahan dan pengembangan kawasan nantinya akan dipimpin oleh Perusahaan Umum Pembangunan Perumahan Nasional (Perum Perumnas).

Anggota holding akan berisikan PTPP, PT Wijaya Karya Tbk (Persero), PT Amarta Karya (Persero), PT Virama Karya (Persero), PT Indah Karya (Persero), dan PT Bina Karya (Persero).
Finalisasi proses pembentukan holding ditargetkan selesai April 2019.

Selain itu, ambisi Presiden Jokowi untuk mengebut berbagai proyek infrastruktur agar dapat tuntas pada April 2019, atau di bulan yang sama dengan digelarnya Pemilihan Presiden, nampaknya juga disambut positif oleh investor.


Jokowi mengatakan, infrastruktur yang akan diresmikan paling akhir pada masa pemerintahannya adalah ruas Bakauheni-Palembang.

"Saya sudah cek ke lapangan kemarin. Saya tanya ke manajer proyek selesai kapan? Kira-kira Mei atau Juli, saya minta April! Tahu kan kenapa?" kata Jokowi saat Pertemuan Tahunan Bank Indonesia di JCC, Selasa (27/11/2018).

"Saya minta Bakauheni-Palembang selesai April 2019 supaya bisa dipakai untuk lebaran, tapi untuk pemilu juga. Kita blak-blakan saja."

Sementara itu, ruas tol Trans Sumatera lainnya yakni dari Lampung ke Palembang dan Bakauheni ke Terbanggi Besar ditargetkan dapat diresmikan pada Desember.

Di akhir tahun ini, Jokowi juga menegaskan akan membuka tol Jakarta-Surabaya. "Saya sudah minta sebelum Natal sudah saya resmikan. Jakarta-Surabaya nanti dicoba berapa jam naik mobil," ujarnya.

Pelaku pasar berharap akan kian banyak proyek-proyek infrastruktur lainnya yang pembangunannya dikebut, atau setidaknya dikejar sesuai dengan target. 

Jika ini yang terjadi, maka para kontraktor dan pengelola proyek infrastruktur bisa diuntungkan seiring dengan cepatnya pemasukan dari pembayaran jasa konstruksi dan pendapatan dari pengoperasian proyek-proyek tersebut.

4. PT Lippo Securities Tbk (LPPS)

Selanjutnya ada PT Lippo Securities Tbk (LPPS). Jumat (30/11/2018) kemarin, harga saham perusahaan ditutup pada level Rp 109/saham. Harga saham perusahaan yang berfokus dalam bidang penyediaan jasa manajemen investasi ini, naik hingga 11,22% selama sepekan ini. 

Perusahaan ini telah menjadi manajer investasi untuk sejumlah reksadana, di antaranya Lippo Dana Prima, Lippo Equity Plus, Lippo Dana Obligasi, dan Lippo Terproteksi.

Sejak awal tahun, harga saham LPPS tercatat sudah naik 28,24%. Saham perusahaan yang terafiliasi dengan grup Lippo ini beberapa kali ditransaksikan naik signifikan. Total nilai aset perusahaan ini mencapai Rp 1,21 triliun.

5. PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA)

Terakhir, ada PT Wijaya Karya Tbk (WIKA). Harga saham BUMN konstruksi pada penutupan Jumat kemarin, berada di level Rp 1.505/saham. Sementara dalam sepekan, harga saham WIKA naik hingga 9,45%. 

Penguatan WIKA terjadi dengan alasan yang sama dengan kenaikan PTPP, yakni pelaku pasar yang nampaknya merespons positif rencana holding BUMN Karya dan dikebutnya sejumlah proyek infrastruktur jelang tahun politik.

Meski demikian, dari sisi kontrak baru, PTPP tercatat paling menjanjikan. Tak pelak, penguatannnya pun cenderung lebih tinggi dibandingkan WIKA.

Nilai kontrak baru PTPP Rp 35,3 triliun naik 5,4% secara tahunan (year-on-year/YoY), setara 72,04% target 2018. Adapun, WIKA senilai Rp28,5 triliun atau turun 17,8% YoY, setara dengan 49,1% target 2018.



TIM RISET CNBC INDONESIA


(RHG/prm) Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular