
Bursa Saham Utama Asia Menguat, Kenapa IHSG Malah Melemah?
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
30 November 2018 12:09

Selain karena penguatan yang sudah signifikan, ada hal lain yang menjustifikasi aksi ambil untung investor atas saham-saham bank BUKU IV, yakni pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dengan Presiden China Xi Jinping di sela-sela KTT G-20 yang akan berlangsung mulai hari ini di Buenos Aires.
Menjelang pertemuan tersebut, perkembangan yang ada sukses menjadi motor utama pasar keuangan dunia. Trump sempat mengatakan bahwa dirinya sudah bersiap-siap untuk mengenakan bea masuk baru bagi importasi produk asal China senilai US$ 267 jika pertemuan dengan Xi tak membuahkan kesepakatan, seperti dikutip dari Bloomberg yang melansir publikasi Wall Street Journal. Menurut Trump, besaran bea masuknya bisa 10% atau 25%.
Namun kemudian, Penasihat Ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow membuat pernyataan yang menenangkan pelaku pasar. Kudlow menyatakan bahwa ada kemungkinan Washington dan Beijing akan mencapai kesepakatan yang signifikan kala kedua pimpinan negara bertemu.
"Ada kemungkinan yang cukup besar kami akan mencapai kesepakatan. Beliau (Trump) terbuka untuk itu," kata Kudlow, mengutip Reuters.
Komentar Kudlow lantas menebar optimisme bahwa peluang tercapainya kesepakatan dagang masih ada.
Namun, perkembangan teranyar membuat optimisme investor memudar. Berbicara di hadapan reporter sebelum meninggalkan Gedung Putih untuk terbang ke Argentina, Trump mengatakan bahwa kesepakatan dagang dengan China sudah dekat namun dirinya tak yakin menginginkan hal tersebut terjadi.
“Saya rasa kami sangat dekat untuk melakukan sesuatu (kesepakatan) dengan China tetapi saya tidak tahu apakah saya ingin melakukannya,” papar Trump pada hari Kamis (29/11/2018).
“Karena apa yang kita nikmati sekarang adalah miliaran dolar mengalir ke AS dalam bentuk tarif dan pajak,” dirinya menambahkan lebih lanjut.
Hingga berita ini diturunkan, waktu di Buenos Aires menunjukkan pukul 02:02 (30/11/2018). Ini artinya, pertemuan antara Trump dengan Xi tidak akan terjadi hingga penutupan perdagangan bursa saham Asia. Sebab, pertemuan tersebut dijadwalkan pada hari Sabtu (1/12/2018) waktu setempat.
TIM RISET CNBC INDONESIA (ank/hps)
Menjelang pertemuan tersebut, perkembangan yang ada sukses menjadi motor utama pasar keuangan dunia. Trump sempat mengatakan bahwa dirinya sudah bersiap-siap untuk mengenakan bea masuk baru bagi importasi produk asal China senilai US$ 267 jika pertemuan dengan Xi tak membuahkan kesepakatan, seperti dikutip dari Bloomberg yang melansir publikasi Wall Street Journal. Menurut Trump, besaran bea masuknya bisa 10% atau 25%.
Namun kemudian, Penasihat Ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow membuat pernyataan yang menenangkan pelaku pasar. Kudlow menyatakan bahwa ada kemungkinan Washington dan Beijing akan mencapai kesepakatan yang signifikan kala kedua pimpinan negara bertemu.
Komentar Kudlow lantas menebar optimisme bahwa peluang tercapainya kesepakatan dagang masih ada.
Namun, perkembangan teranyar membuat optimisme investor memudar. Berbicara di hadapan reporter sebelum meninggalkan Gedung Putih untuk terbang ke Argentina, Trump mengatakan bahwa kesepakatan dagang dengan China sudah dekat namun dirinya tak yakin menginginkan hal tersebut terjadi.
“Saya rasa kami sangat dekat untuk melakukan sesuatu (kesepakatan) dengan China tetapi saya tidak tahu apakah saya ingin melakukannya,” papar Trump pada hari Kamis (29/11/2018).
“Karena apa yang kita nikmati sekarang adalah miliaran dolar mengalir ke AS dalam bentuk tarif dan pajak,” dirinya menambahkan lebih lanjut.
Hingga berita ini diturunkan, waktu di Buenos Aires menunjukkan pukul 02:02 (30/11/2018). Ini artinya, pertemuan antara Trump dengan Xi tidak akan terjadi hingga penutupan perdagangan bursa saham Asia. Sebab, pertemuan tersebut dijadwalkan pada hari Sabtu (1/12/2018) waktu setempat.
TIM RISET CNBC INDONESIA (ank/hps)
Pages
Most Popular