Bursa Saham Utama Asia Menguat, Kenapa IHSG Malah Melemah?

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
30 November 2018 12:09
Aksi Ambil Untung Tekan IHSG
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Rupiah berhasil memanfaatkan momentum yang datang dari aura dovish pada pertemuan The Fed edisi November 2018. Dengan adanya harapan bahwa The Fed tak akan kelewat agresif dalam melakukan normalisasi, praktis pelaku pasar melepas dolar AS dan beralih ke pelukan mata uang Garuda. Apalagi, Bank Indonesia (BI) sudah mengerek suku bunga acuan sebesar 25 bps pada pertemuan bulan ini.

Hingga akhir sesi 1, rupiah menguat 0,56% di pasar spot ke level Rp 14.300/dolar AS. Penguatan rupiah sejatinya bisa dimanfaatkan investor untuk kembali mengoleksi saham-saham bank BUKU IV.

Pada perdagangan kemarin (29/11/2018), penguatan rupiah membuat saham-saham bank BUKU IV menjadi primadona bagi investor: PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) naik 3,38%, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) naik 2,95%, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) naik 2,63%, dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) naik 1,64%.

Sayang, penguatan yang sudah cukup signifikan membuat investor tergiur untuk melakukan ambil untung. Apalagi, saham-saham bank BUKU IV sudah membukukan penguatan yang signifikan sejak akhir bulan lalu.

Per akhir sesi 1, BMRI turun 1,31%, BBCA turun 0,86%, BBNI turun 2,56%, dan BBRI turun 1,62%.

Seiring dengan aksi ambil untung atas saham-saham bank BUKU IV, indeks sektor jasa keuangan melemah hingga 1,12%, menjadikannya sektor dengan kontribusi terbesar bagi pelemahan IHSG.

Investor asing terpantau cukup gencar melakukan aksi ambil untung atas saham-saham bank BUKU IV. Saham BBNI dijual bersih investor asing senilai Rp 102,6 miliar, BBRI dilepas Rp 78,3 miliar, dan BMRI dilepas Rp 16,2 miliar.

Di seluruh pasar, investor asing membukukan jual bersih senilai Rp 221,5 miliar. (ank/hps)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular