Pertemuan Trump-Xi Buat IHSG Bingung Tentukan Arah

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
30 November 2018 09:36
Kini, IHSG diperdagangkan melemah 0,19% ke level 6.095,33.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Perdagangan di bursa saham tanah air nampaknya akan berlansung sulit pada hari ini. Sejauh ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terlihat bingung menentukan arahnya.

Dibuka melemah tipis 0,04%, IHSG sempat bergerak ke zona hijau sebelum kemudian kembali lagi ke zona merah. Kini, IHSG diperdagangkan melemah 0,19% ke level 6.095,33.

Pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dengan Presiden China Xi Jinping di sela-sela KTT G-20 yang akan berlangsung mulai hari ini di Buenos Aires membuat pelaku pasar sangat berhati-hati dalam mengambil posisi.

Menjelang pertemuan tersebut, perkembangan yang ada sukses menjadi motor utama pasar keuangan dunia. Trump sempat mengatakan bahwa dirinya sudah bersiap-siap untuk mengenakan bea masuk baru bagi importasi produk asal China senilai US$ 267 jika pertemuan dengan Xi tak membuahkan kesepakatan, seperti dikutip dari Bloomberg yang melansir publikasi Wall Street Journal. Menurut Trump, besaran bea masuknya bisa 10% atau 25%.

Namun kemudian, Penasihat Ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow membuat pernyataan yang menenangkan pelaku pasar. Kudlow menyatakan bahwa ada kemungkinan Washington dan Beijing akan mencapai kesepakatan yang signifikan kala kedua pimpinan negara bertemu.

"Ada kemungkinan yang cukup besar kami akan mencapai kesepakatan. Beliau (Trump) terbuka untuk itu," kata Kudlow, mengutip Reuters.

Komentar Kudlow lantas menebar optimisme bahwa peluang tercapainya kesepakatan dagang masih ada.

Namun, perkembangan teranyar membuat optimisme investor memudar. Berbicara di hadapan reporter sebelum meninggalkan Gedung Putih untuk terbang ke Argentina, Trump mengatakan bahwa kesepakatan dagang dengan China sudah dekat namun dirinya tak yakin menginginkan hal tersebut terjadi.

"Saya rasa kami sangat dekat untuk melakukan sesuatu (kesepakatan) dengan China tetapi saya tidak tahu apakah saya ingin melakukannya," papar Trump pada hari Kamis (29/11/2018).

"Karena apa yang kita nikmati sekarang adalah miliaran dolar mengalir ke AS dalam bentuk tarif dan pajak," dirinya menambahkan lebih lanjut.

Hingga berita ini diturunkan, waktu di Buenos Aires menunjukkan pukul 11:25 (29/11/2018). Ini artinya, pertemuan antara Trump dengan Xi tidak akan terjadi hingga penutupan perdagangan bursa saham Asia. Sebab, pertemuan tersebut dijadwalkan pada hari Sabtu (1/12/2018) waktu setempat.

Di sisi lain, suntikan energi bagi bursa saham tanah air datang dari rilis notulensi rapat (minutes of meeting) The Federal Reserve edisi November 2018. Dalam rapat tersebut, ada aura dovish yang muncul. Para peserta rapat semakin menggarisbawahi bahwa ada risiko yang menghantui perekonomian AS. "Ada pertanda perlambatan di sektor-sektor yang sensitif terhadap suku bunga," sebut notulensi itu.

Kemudian, para peserta rapat juga menekankan pentingnya berkaca kepada data (data dependent) dalam pengambilan keputusan.

"Para peserta menyiratkan bahwa sepertinya dalam rapat-rapat ke depan perlu ada perubahan bahasa penyampaian, di mana ada kalimat yang menyatakan pentingnya evaluasi terhadap berbagai data dalam menentukan arah kebijakan. Perubahan ini akan membantu memandu Komite dalam situasi perekonomian yang dinamis," tulis notulensi tersebut.

Pernyataan tersebut diartikan sebagai sinyal bahwa The Fed mungkin akan mengurangi kadar kenaikan suku bunga acuan. Sebagai informasi, The Fed memproyeksikan akan ada sekali lagi kenaikan suku bunga acuan pada tahun ini, yakni pada bulan Desember. Untuk tahun depan, normalisasi diproyeksikan sebanyak 3 kali.

Kala perang dagang dengan China masih berkecamuk, normalisasi yang tak kelewat agresif memang merupakan pilihan terbaik bagi perekonomian AS dan dunia.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Pertemuan Trump-Xi Dinanti, Indeks Shanghai Dibuka Melemah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular