Walau Menguat 1%, Rupiah Bukan Lagi Raja Asia

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
29 November 2018 16:41
Damai Dagang Turut Bebani Dolar AS
Ilustrasi Dolar AS (REUTERS / Beawiharta)
Ditambah lagi hawa damai dagang AS-China kini semakin terasa. Rencananya Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping akan berdialog di sela-sela KTT G20 di Argentina akhir bulan ini. 

Harapan keduanya akan mencapai kesepakatan semakin besar. Presiden Xi menyatakan China siap untuk lebih membuka diri terhadap perekonomian global, sesuatu yang dituntut oleh Trump. 

"China akan terus berupaya untuk membuka diri, bahkan lebih dari apa yang dilakukan sekarang. China akan membuka akses kepada pasar, investasi, dan perlindungan terhadap kekayaan intelektual," tegas Xi di depan parlemen Negeri Tirai Bambu, dikutip dari Reuters. 


Jika Beijing berhasil meyakinkan Washington soal keterbukaan ekonomi ini, maka bukan tidak mungkin pertemuan di Buenos Aires akan menelurkan hasil yang signifikan. Bahkan pelaku pasar berharap perang dagang AS-China yang berkobar sejak awal tahun bakal berganti menjadi damai dagang. 

Sentimen eksternal yang begitu positif ini membuat pelaku pasar menyerbu negara-negara berkembang Asia, termasuk Indonesia. Di pasar saham, investor asing mencatat beli bersih Rp 690,9 miliar yang mengantar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melonjak 1,93%. 

Sedangkan di pasar obligasi, masuknya arus modal ditandai dengan penurunan imbal hasil (yield). Koreksi yield berarti harga obligasi sedang naik karena tingginya minat pelaku pasar. 

Yield obligasi pemerintah tenor 1 tahun turun 4,4 basis poin (bps). Kemudian tenor 3 tahun turun 2,3 bps, tenor 5 tahun turun 2,1 bps, tenor 20 tahun turun 5,7 bps, dan tenor 30 tahun turun 1,5 bps. 

Ya, walau rupiah harus kehilangan posisi puncak klasemen mata uang Asia tetapi patut mendapat apresiasi. Rupiah yang mampu menguat 1% dan memutus mata rantai pelemahan dalam 2 hari beruntun adalah sesuatu yang layak disyukuri. 

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular