
The Fed Melunak, Harga SUN akan Menguat
Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
29 November 2018 09:04

Jakarta, CNBC Indonesia - Pelaku pasar memprediksi peregrakan harga surat utang negara (SUN) akan menguat hari ini, terutama disebabkan pernyataan bernada longgar (dovish) dari dari Gubernur The Fed Jerome Powell terkait posisi suku bunga acuan Amerika Serikat (AS).
"Jerome Powell menyatakan bahwa FFR sedikit berada di bawah level netralnya. Hal tersebut berbanding terbalik dengan pernyataan Jerome Powell Oktober lalu yang mengungkapkan bahwa level FFR masih jauh di bawah level netralnya," ujar Analis Fixed Income PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia Dhian Karyantono dalam risetnya pagi ini (29/11/18).
Pernyataan tersebut, lanjutnya, mengubah tren pergerakan tingkat imbal hasil (yield) US Treasury dan indeks dolar AS yang sempat meningkat pada perdagangan global semalam sebagai antisipasi pasar jika Powell memberikan sentimen ketat (hawkish).
Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder.
SUN adalah surat berharga negara (SBN) konvensional rupiah yang perdagangannya paling ramai di pasar domestik, sehingga dapat mencerminkan kondisi pasar obligasi secara umum.
Yield juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka.
Untuk itu, Dhian dan tim Mirae masih merekomendasikan investor untuk membeli seri-seri likuid. Seri-seri tersebut seperti FR0063, FR0064, FR0065, FR0077, FR0078, FR0072, dan FR0075.
Sementara untuk beberapa seri yang tidak terlalu likuid tetapi yield di pasar masih menarik untuk dikoleksi diantaranya FR0052, FR0073, FR0074, FR0068, dan FR0076.
Rekomendasi itu didasari pada proyeksi masih berlanjutnya tren kenaikan harga SUN utamanya merespon tren penurunan harga minyak mentah dunia ditambah dengan sentimen positif dari pernyataan dovish Powell.
Di sisi lain, Associate Director PT Kiwoom Sekuritas Indonesia Maximilianus Nicodemus dalam risetnya justru memprediksi pasar obligasi akan dibuka melemah dan berlanjut melemah sepanjang hari.
"Alasan untuk melemah sudah disediakan, pertanyaannya adalah, pelemahan ini untuk sebuah kenaikkan atau ternyata pelemahan ini untuk penurunan?"
Dia menilai skenario atas potensi gagalnya perdamaian Presiden Trump dan Xi Jinping juga harus diperhitungkan karena ini akan menjadi tolok ukur terbesar dalam pergerakan pasar obligasi.
Trump-Jinping dijadwalkan akan bertemu di Argentina dalam pertemuan G-20 akhir November ini yang akan menentukan arah dari drama Perang Dagang selanjutnya.
Untuk itu, Nico merekomendasikan aksi jual kepada investor efek utang domestik.
Berikut kondisi pasar kemarin dan pagi ini untuk pasar obligasi domestik dan global.
Sumber: Refinitiv
TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/hps) Next Article SUN Cetak Rekor, Pengamat: SUN RI Masih Menarik Bagi Investor
"Jerome Powell menyatakan bahwa FFR sedikit berada di bawah level netralnya. Hal tersebut berbanding terbalik dengan pernyataan Jerome Powell Oktober lalu yang mengungkapkan bahwa level FFR masih jauh di bawah level netralnya," ujar Analis Fixed Income PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia Dhian Karyantono dalam risetnya pagi ini (29/11/18).
Pernyataan tersebut, lanjutnya, mengubah tren pergerakan tingkat imbal hasil (yield) US Treasury dan indeks dolar AS yang sempat meningkat pada perdagangan global semalam sebagai antisipasi pasar jika Powell memberikan sentimen ketat (hawkish).
SUN adalah surat berharga negara (SBN) konvensional rupiah yang perdagangannya paling ramai di pasar domestik, sehingga dapat mencerminkan kondisi pasar obligasi secara umum.
Yield juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka.
Untuk itu, Dhian dan tim Mirae masih merekomendasikan investor untuk membeli seri-seri likuid. Seri-seri tersebut seperti FR0063, FR0064, FR0065, FR0077, FR0078, FR0072, dan FR0075.
Sementara untuk beberapa seri yang tidak terlalu likuid tetapi yield di pasar masih menarik untuk dikoleksi diantaranya FR0052, FR0073, FR0074, FR0068, dan FR0076.
Rekomendasi itu didasari pada proyeksi masih berlanjutnya tren kenaikan harga SUN utamanya merespon tren penurunan harga minyak mentah dunia ditambah dengan sentimen positif dari pernyataan dovish Powell.
Di sisi lain, Associate Director PT Kiwoom Sekuritas Indonesia Maximilianus Nicodemus dalam risetnya justru memprediksi pasar obligasi akan dibuka melemah dan berlanjut melemah sepanjang hari.
"Alasan untuk melemah sudah disediakan, pertanyaannya adalah, pelemahan ini untuk sebuah kenaikkan atau ternyata pelemahan ini untuk penurunan?"
Dia menilai skenario atas potensi gagalnya perdamaian Presiden Trump dan Xi Jinping juga harus diperhitungkan karena ini akan menjadi tolok ukur terbesar dalam pergerakan pasar obligasi.
Trump-Jinping dijadwalkan akan bertemu di Argentina dalam pertemuan G-20 akhir November ini yang akan menentukan arah dari drama Perang Dagang selanjutnya.
Untuk itu, Nico merekomendasikan aksi jual kepada investor efek utang domestik.
Berikut kondisi pasar kemarin dan pagi ini untuk pasar obligasi domestik dan global.
Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Negara Maju & Berkembang | |||
Negara | Yield 28 Nov 2018 (%) | Yield 29 Nov 2018 (%) | Selisih (basis poin) |
Brasil | 10.1 | 10.11 | 1.00 |
China | 3.408 | 3.415 | 0.70 |
Jerman | 0.34 | 0.35 | 1.00 |
Perancis | 0.722 | 0.738 | 1.60 |
Inggris | 1.381 | 1.376 | -0.50 |
India | 7.663 | 7.644 | -1.90 |
Italia | 3.249 | 3.261 | 1.20 |
Jepang | 0.102 | 0.097 | -0.50 |
Malaysia | 4.168 | 4.165 | -0.30 |
Filipina | 7.076 | 7.076 | 0.00 |
Rusia | 8.85 | 8.82 | -3.00 |
Singapura | 2.404 | 2.379 | -2.50 |
Thailand | 2.69 | 2.66 | -3.00 |
Turki | 16.69 | 16.2 | -49.00 |
Amerika Serikat | 3.055 | 3.046 | -0.90 |
Yield Obligasi Negara Acuan 28 Nov 2018 | |||
Seri | Benchmark | Yield 28 Nov 2018 (%) | Yield wajar IBPA 28 Nov'18 |
FR0063 | 5 tahun | 7.895 | 7.7924 |
FR0064 | 10 tahun | 7.914 | 7.868 |
FR0065 | 15 tahun | 8.22 | 8.1399 |
FR0075 | 20 tahun | 8.31 | 8.2634 |
Avg movement |
TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/hps) Next Article SUN Cetak Rekor, Pengamat: SUN RI Masih Menarik Bagi Investor
Most Popular