CPO Mulai Bangkit dari Harga Terendah, Tapi Masih Rentan

Raditya Hanung, CNBC Indonesia
28 November 2018 13:06
Harga CPO kontrak Februari 2019 di Bursa Malaysia naik 0,46% ke MYR 1.975/ton pada perdagangan hari Rabu (28/11/2018) hingga pukul 11.30 WIB.
Foto: Panen tandan buah segar kelapa sawit di kebun Cimulang, Candali, Bogor, Jawa Barat (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC IndonesiaHarga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) kontrak Februari 2019 di Bursa Derivatif Malaysia naik 0,46% ke MYR 1.975/ton pada perdagangan hari Rabu (28/11/2018) hingga pukul 11.30 WIB, atau penutupan perdagangan sesi 1.

Dengan pergerakan itu, harga komoditas unggulan agrikultur Malaysia dan Indonesia mampu mencetak rebound, pasca kemarin terjerumus ke rekor terendah dalam 39 bulan terakhir, atau sejak akhir Agustus 2015.

BACA: Gara-Gara Kebijakan RI, Harga CPO Terendah Dalam 39 Bulan!

Faktor yang mendorong kenaikan harga hari ini adalah pelemahan mata uang Ringgit Malaysia, serta penguatan harga minyak kedelai di Amerika Serikat (AS).

Meski demikian, harga CPO juga masih dibayangi permintaan global yang loyo, sehingga berpotensi mendongkrat stok minyak kelapa sawit di Malaysia.



Hingga pukul 12.44 WIB hari ini, ringgit Malaysia tercatat melemah 0,12% terhadap dolar AS di pasar spot. Dalam sebulan terakhir, ringgit sudah melemah di kisaran 0,24%.

Pelemahan ringgit akan membuat harga CPO menjadi relatif lebih murah bagi pemegang mata uang asing. Hal ini lantas menjadi sentimen naiknya permintaan impor minyak kelapa sawit, sehingga mampu menopang harga CPO hari ini.

Selain itu, penguatan harga CPO pun didorong oleh kenaikan harga minyak kedelai. Mengutip Refinitiv, harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade (CBOT) tercatat naik 0,74%% pada perdagangan kemarin. Hingga pukul 12.19 WIB hari ini, harga komoditas agrikultur unggulan AS ini pun masih tercatat menguat sebesar 0,37%.

Seperti diketahui, harga CPO dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak nabati lainnya, seiring mereka bersaing memperebutkan pangsa pasar minyak nabati global. Ketika harga kedelai naik, kecenderungannya adalah harga CPO akan ikut menguat.

Meski demikian, harga CPO belum mampu menguat banyak-banyak. Pasalnya, pelaku pasar masih khawatir stok minyak kelapa sawit di Malaysia akan melambung pada penghujung tahun ini. Pasalnya, produksi diperkirakan akan melambung pada 2 bulan terakhir tahun ini, sesuai dengan pola musimannya.

Di saat produksi bertambah, permintaan malah diekspektasikan lesu. Ekspor produk minyak kelapa sawit Malaysia dilaporkan turun 2,6% secara bulanan (month-to-month/MtM) ke 1,04 juta ton pada periode 1-25 November, berdasarkan survei kargo yang dilakukan Intertek Testing Services.

Dari survei lainnya yang dilakukan oleh Societe Generale de Surveillance (SGS), ekspor minyak kelapa sawit Negeri Jiran juga tercatat melemah 1% MtM ke 1,07 juta ton di periode yang sama.

Penyebab permintaan impor yang lesu adalah stok minyak kedelai di India (importir CPO terbesar dunia) yang sedang tinggi-tingginya, sehingga mengurangi permintaan CPO yang merupakan barang substitusi kedelai. Sedangkan, permintaan dari Eropa dan China juga berkurang karena berlangsungnya musim dingin. Sebagai catatan, minyak kelapa sawit akan memadat pada cuaca yang dingin.

(TIM RISET CNBC INDONESIA)  

[Gambas:Video CNBC]

(RHG/hps) Next Article 4 Hari Melemah, Harga CPO Mulai Naik Kembali

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular