Perang Dagang Begitu Panas, IHSG Akhirnya Bertekuk Lutut

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
27 November 2018 16:46
Lagi-Lagi Batu Bara
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Sektor pertambangan (-1,59%) menjadi salah satu sektor yang membebani laju IHSG. Sektor pertambangan jeblok seiring dengan aksi jual atas saham-saham emiten batu bara: PT Harum Energy Tbk (HRUM) turun 4,44%, PT Adaro Energy Tbk (ADRO) turun 3,92%, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) turun 2,96%, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) turun 1,78%, dan PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) turun 0,87%.

Saham-saham emiten batu bara dilepas seiring dengan penurunan harga batu bara. Harga batu bara Newcastle kontrak acuan menutup perdagangan hari Senin (26/11/2018) dengan melemah 0,34% ke level US$ 101,4/metrik ton (MT). Harga batu bara lantas sudah terkoreksi selama 3 hari berturut-turut, sekaligus terperosok ke level terendahnya nyaris dalam 7 bulan terakhir, atau sejak awal Mei 2018.

Sejumlah sentimen negatif memang masih menjadi pemberat harga komoditas ini. Meski sudah memasuki musim dingin, tingkat konsumsi batu bara masih cukup lemah di China. Mengutip China Coal Transport & Distribution, konsumsi batu bara di China bagian tengah dan selatan masih cukup lambat.

Hal ini dipertegas dengan stok batu bara yang memang masih berada di level yang tinggi. Menurut data China Coal Resource, stok batu bara pada 6 pembangkit listrik utama China meningkat dalam 7 pekan secara berturut-turut, ke level tertingginya sejak Januari 2015.  Teranyar, stoknya meningkat 0,51% secara mingguan (week-to-week/WtW) ke level 17,51 juta ton, dalam sepekan hingga tanggal 23 November 2018.

Lemahnya konsumsi di Negeri Tirai Bambu tidak lepas dari musim dingin yang memang lebih hangat dari biasanya. Sebelumnya, China's National Climate Center memroyeksikan bahwa musim dingin yang saat ini melanda dataran China akan lebih hangat dari biasanya. Alasannya, ada potensi datangnya El Nino.

Kemudian, pemerintah China memutuskan untuk membatasi impor batu bara di sepanjang tahun 2018. Mengutip laporan dari Shanghai Securities News, seperti dilansir dari Reuters, impor batu bara di tahun ini ditetapkan tidak boleh melebihi volume impor pada tahun 2017.

Kebijakan ini dilakukan pemerintah China dalam rangka menjaga harga batu bara domestik tetap tinggi hingga akhir tahun ini. Selain itu, kondisi stok yang berlebih di China juga menjadi alasan pemerintah untuk membatasi impor batu bara.

Dengan pembatasan itu, volume impor batu bara China di November-Desember 2018 diramal turun sebesar 25-35 juta ton dibandingkan tahun sebelumnya, mengutip Reuters.

Sebagai catatan, China adalah konsumen utama batu bara dunia dengan volume mencapai 1.892,6 MT pada 2017 atau 51% dari total permintaan dunia. (ank/ank)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular