
Perhatian, Inilah Momok Bagi IHSG Pekan Ini!
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
26 November 2018 11:35

Sentimen lainnya yang bisa menjustifikasi aksi jual investor asing adalah pesimisme terkait dengan pertemuan Presiden AS Donald Trump dengan Presiden China Xi Jinping di sela-sela KTT G20 pada akhir bulan ini.
Pasalnya, tensi antara kedua negara terkait dengan perang dagang tak juga mereda, bahkan bertambah panas. Pada hari Selasa (20/11/2018), United States Trade Representative (USTR) mengatakan bahwa China telah gagal untuk mengubah praktik-praktik tidak adil di bidang kekayaan intelektual dan transfer teknologi yang menjadi salah satu alasan AS membebankan bea masuk baru bagi importasi produk-produk asal China.
“Tinjauan baru ini menunjukkan bahwa China belum secara fundamental merubah praktik-praktik yang tidak adil, tidak beralasan, dan menganggu keseimbangan pasar yang merupakan inti dari laporan pada Maret 2018 mengenai investigasi “Section 301”.” Tulis USTR dalam pernyataannya.
China pun kemudian dibuat berang oleh pernyataan tersebut. Gao Feng, Juru Bicara Kementerian Perdagangan China, menegaskan bahwa tuduhan AS sama sekali tidak berdasar.
"AS membuat tuduhan baru yang tak berdasar kepada China. Kami sangat tidak bisa menerimanya. Kami harap AS mencabut kata-kata dan perilaku yang menghancurkan hubungan bilateral kedua negara," sebut Gao dalam jumpa pers di Beijing, dilansir Reuters.
Bila AS melakukan tindakan atas tuduhannya, Gao mengatakan China akan tetap menjaga kepentingannya. Menurutnya, tindakan AS selanjutnya bisa saja semakin merusak tata cara perdagangan dunia.
(ank/roy)
Pasalnya, tensi antara kedua negara terkait dengan perang dagang tak juga mereda, bahkan bertambah panas. Pada hari Selasa (20/11/2018), United States Trade Representative (USTR) mengatakan bahwa China telah gagal untuk mengubah praktik-praktik tidak adil di bidang kekayaan intelektual dan transfer teknologi yang menjadi salah satu alasan AS membebankan bea masuk baru bagi importasi produk-produk asal China.
“Tinjauan baru ini menunjukkan bahwa China belum secara fundamental merubah praktik-praktik yang tidak adil, tidak beralasan, dan menganggu keseimbangan pasar yang merupakan inti dari laporan pada Maret 2018 mengenai investigasi “Section 301”.” Tulis USTR dalam pernyataannya.
"AS membuat tuduhan baru yang tak berdasar kepada China. Kami sangat tidak bisa menerimanya. Kami harap AS mencabut kata-kata dan perilaku yang menghancurkan hubungan bilateral kedua negara," sebut Gao dalam jumpa pers di Beijing, dilansir Reuters.
Bila AS melakukan tindakan atas tuduhannya, Gao mengatakan China akan tetap menjaga kepentingannya. Menurutnya, tindakan AS selanjutnya bisa saja semakin merusak tata cara perdagangan dunia.
(ank/roy)
Next Page
Rupiah Sudah Banyak Menguat
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular