Kado Akhir Pekan Buat Indonesia: Rupiah Terbaik di Asia

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
23 November 2018 16:44
Harga Minyak Turut Dukung Rupiah
Ilustrasi Rupiah dan Dolar AS (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)
Faktor kedua adalah harga minyak yang terus turun. Pada pukul 16:22 WIB, harga minyak jenis brent turun 0,85% sementar light sweet amblas 2,27%. Harga si emas hitam menyentuh titik terendah sejak Februari 2017. 

 

Kekhawatiran kelebihan pasokan jadi pemberat harga minyak. Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) memperkirakan terjadi kelebihan pasokan sekitar 1,4 juta barel/hari pada 2019. 

Kelebihan pasokan itu justru terjadi saat perekonomian melambat. Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan ekonomi global pada 2019 tumbuh 3,7%, melambat dibandingkan proyeksi sebelumnya yaitu 3,9%.

Kombinasi kelebihan suplai plus perlambatan ekonomi adalah kartu mati buat harga minyak. Harga pasti akan turun, dan mungkin bertahan cukup lama. 

Bagi rupiah, koreksi harga minyak justru menjadi berkah. Status Indonesia sebagai negara net importir migas membuat beban neraca perdagangan dan transaksi berjalan (current account) semakin berat kala harga minyak naik. 

Ketika harga minyak turun, biaya impor juga akan menurun. Artinya beban neraca perdagangan dan transaksi berjalan akan berkurang, sehingga jumlah devisa yang 'terbang' akibat impor minyak ikut menurun. Ini akan menjadi modal bagi rupiah untuk lebih stabil, bahkan bukan tidak mungkin terus menguat. 

Dua sentimen positif tersebut, yaitu arus modal di pasar obligasi dan penurunan harga minyak, mampu mendongrak rupiah. Bahkan rupiah mampu menjadi yang terbaik di Asia. Penguatan rupiah hari ini menjadi kado akhir pekan yang manis.  

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular