
Harga Anjlok, Produsen Batu Bara RI Bisa Pangkas Produksi
Gustidha Budiartie, CNBC Indonesia
22 November 2018 13:37

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara yang terus merosot selama 6 bulan terakhir membuat produsen komoditas ini mulai ketar-ketir. Pagi tadi, harga emas hitam ini tercatat sudah anjlok di bawah US$ 100 per metrik ton.
Harga ini merupakan rekor terendah dalam 6 bulan terakhir, dan membuat saham emiten-emiten pertambangan berguguran. Sebut saja Adaro yang anjlok 1,53% ke level Rp 1.290 per saham. ADRO telah ditransaksikan sebanyak 3,244 kali dengan volume 48 juta lembar saham. Total transaksinya Rp 63 miliar.
Begitu juga dengan harga saham PT Bukit Asam Tbk (PTBA) koreksi 1,15% ke level Rp 4.300 per saham. PTBA telah ditransaksikan sebanyak 2.746 kali dengan volume 9 juta lembar saham. Total transaksinya Rp 39 miliar.
Untuk harga batu bara dengan kalori rendah, penurunan harga bahkan lebih signifikan. "Harga baru bara khususnya yang GAR 4200 yang ekspornya kebanyakan dari Indoensia itu trendnya turun terus dari Juni, dari level US$ 51 hingga sekarang US$ 30," ujar Direktur Eksekutif Asosiasi Pengusaha Batu Bara Indonesia (APBI) Hendra Sinadia saat dihubungi, Kamis (22/11/2018).
Dengan terus turunnya harga, dikhawatirkan akan ada penyesuaian kinerja alias pangkas produksi. "Para produsen dengan batu bara kalori rendah sangat mencermati perkembangan harg. Jika terus turun kemungkinan penyesuaian bisa dilakukan segera atau paling tidak awal tahun," jelasnya.
Penyesuaian kinerja ini, kata dia, kemungkinan bisa terlihat di RKAB (Rencana Kerja Anggaran dan Belanja) perusahaan di tahun depan.
(gus) Next Article Ini Sebab Harga Batu Bara Merosot ke Level US$ 88,85/Ton
Harga ini merupakan rekor terendah dalam 6 bulan terakhir, dan membuat saham emiten-emiten pertambangan berguguran. Sebut saja Adaro yang anjlok 1,53% ke level Rp 1.290 per saham. ADRO telah ditransaksikan sebanyak 3,244 kali dengan volume 48 juta lembar saham. Total transaksinya Rp 63 miliar.
Dengan terus turunnya harga, dikhawatirkan akan ada penyesuaian kinerja alias pangkas produksi. "Para produsen dengan batu bara kalori rendah sangat mencermati perkembangan harg. Jika terus turun kemungkinan penyesuaian bisa dilakukan segera atau paling tidak awal tahun," jelasnya.
![]() |
Penyesuaian kinerja ini, kata dia, kemungkinan bisa terlihat di RKAB (Rencana Kerja Anggaran dan Belanja) perusahaan di tahun depan.
(gus) Next Article Ini Sebab Harga Batu Bara Merosot ke Level US$ 88,85/Ton
Most Popular