
Rupiah Pemimpin Asia
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
19 November 2018 08:38

Dolar AS memang masih sedikit tertekan pagi ini. Dollar Index, yang mencerminkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia, melemah tipis 0,01% pada pukul 08:22 WIB.
Pemberat langkah dolar AS adalah pernyataan Richard Clarida, Wakil Gubernur The Federal Reserve/The Fed. Menurut Clarida, suku bunga acuan di AS sudah semakin mendekati titik netral, di mana suku bunga tidak lagi mendorong laju perekonomian maupun mengeremnya.
Saat ini median Federal Funds Rate adalah 2,125% sementara preferensi inflasi The Fed yaitu Core Personal Consumption Expenditure ada di 1,97% YoY per September. Sebenarnya sekali lagi kenaikan suku bunga 25 bps sudah cukup membuatnya menjadi netral, karena akan senada dengan laju inflasi.
Mengutip Reuters, Clarida menyatakan bukan berarti The Fed menaikkan suku bunga terlalu tinggi, terlalu cepat, atau terlalu agresif. Namun kenaikan suku bunga berikutnya sebaiknya lebih mengacu kepada data (data dependent) karena saat ini Federal Funds Rate semakin dekat ke target 2,5-2,5% yang disebut netral.
"Kami sudah dalam titik di mana harus benar-benar data dependent. Suku bunga kebijakan yang netral adalah sesuatu yang masuk akal," tutur Clarida.
Pernyataan Clarida ini bisa membuat pelaku pasar berpersepsi masih ada kemungkinan The Fed akan menahan laju kenaikan suku bunga acuan. Mengutip CME Fedwatch, probabilitas kenaikan Federal Funds Rate sebesar 25 bps pada dalam The Fed 19 Desember adalah 65,4%. Turun cukup jauh dibandingkan seminggu sebelumnya yaitu 75,8%.
Tanpa kabar kenaikan suku bunga acuan, dolar AS akan lesu. Sebab selama ini tingginya permintaan terhadap greenback didorong oleh kenaikan suku bunga acuan. Apabila pelemahan dolar AS berlanjut, maka rupiah dkk di Asia bisa memanfaatkannya dengan mencetak penguatan.
(BERLANJUT KE HALAMAN 3)
(aji/aji)
Pemberat langkah dolar AS adalah pernyataan Richard Clarida, Wakil Gubernur The Federal Reserve/The Fed. Menurut Clarida, suku bunga acuan di AS sudah semakin mendekati titik netral, di mana suku bunga tidak lagi mendorong laju perekonomian maupun mengeremnya.
Saat ini median Federal Funds Rate adalah 2,125% sementara preferensi inflasi The Fed yaitu Core Personal Consumption Expenditure ada di 1,97% YoY per September. Sebenarnya sekali lagi kenaikan suku bunga 25 bps sudah cukup membuatnya menjadi netral, karena akan senada dengan laju inflasi.
"Kami sudah dalam titik di mana harus benar-benar data dependent. Suku bunga kebijakan yang netral adalah sesuatu yang masuk akal," tutur Clarida.
Pernyataan Clarida ini bisa membuat pelaku pasar berpersepsi masih ada kemungkinan The Fed akan menahan laju kenaikan suku bunga acuan. Mengutip CME Fedwatch, probabilitas kenaikan Federal Funds Rate sebesar 25 bps pada dalam The Fed 19 Desember adalah 65,4%. Turun cukup jauh dibandingkan seminggu sebelumnya yaitu 75,8%.
Tanpa kabar kenaikan suku bunga acuan, dolar AS akan lesu. Sebab selama ini tingginya permintaan terhadap greenback didorong oleh kenaikan suku bunga acuan. Apabila pelemahan dolar AS berlanjut, maka rupiah dkk di Asia bisa memanfaatkannya dengan mencetak penguatan.
(BERLANJUT KE HALAMAN 3)
(aji/aji)
Next Page
Hati-hati, Dolar AS Masih Punya Amunisi!
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular