Ketika BI Harus Memilih: Stabilitas atau Pertumbuhan Ekonomi

Alfado Agustio, CNBC Indonesia
16 November 2018 07:18
Kenaikan suku bunga acuan bukan tanpa resiko
Foto: Seorang karyawan menghitung uang kertas Rupiah di kantor penukaran mata uang di Jakarta, Indonesia 23 Oktober 2018. Gambar diambil 23 Oktober 2018. REUTERS / Beawiharta
Kenaikan suku bunga acuan memang berhasil membawa rupiah menguat tajam. Namun di balik hal tersebut, ada ancaman yang sedang mengintai. Apakah itu? Pertumbuhan ekonomi bakal melambat.
 
Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Ini disebabkan kenaikan suku bunga acuan biasanya akan ikut mendorong peningkatan suku bunga baik deposito dan kredit di perbankan.
 
 
Sejak BI pertama kali menaikkan suku bunga acuannya pertengahan tahun ini, suku bunga deposito berjangka baik 1,3,6 dan 12 bulan bergerak naik. Keadaan ini tentu mendorong masyarakat tertarik menaruh dananya ke perbankan
 
 
Jumlah dalam kurun waktu Mei hingga September 2018, menunjukkan kenaikan. Bahkan di periode September, jumlah deposito merupakan yang tertinggi pada tahun ini.  
 
Lazimnya, jumlah deposito yang melimpah jadi modal kuat bagi perbankan untuk melakukan ekspansi. Akan tetapi, kenaikan suku bunga acuan juga mendorong suku bunga kredit juga ikut-ikutan naik.
 
 
Per September, suku bunga kredit modal kerja berada di level 10,63% atau tertinggi sejak Maret 2018. Sementara itu, suku bunga investasi berada di level 10,54% atau tertinggi sejak akhir tahun lalu.
 
Suku bunga yang meningkat, tentu jadi menjadi beban berat bagi masyarakat yang telah meminjam. Hal ini terbukti dari jumlah kredit macet yang cenderung naik dan masih cukup tinggi.
 
 
Kredit macet yang meningkat, berdampak kepada tindakan bank yang semakin selektif menyalurkan kreditnya. Jika ini terjadi, maka pertumbuhan ekonomi pun bisa terancam.


Tanda-tanda perlambatan sudah terlihat dari pertumbuhan ekonomi di kuartal III ini. PDB hanya tumbuh 5,17% Year-on-Year (YoY) atau lebih lambat dibandingkan kuartal II-2018 yaitu 5,27% YoY.

Kondisi ini bukan tidak mungkin akan terulang di kuartal IV ini, merujuk kepada keputusan BI yang kembali menaikkan suku bunga acuannya. Artinya kebijakan BI yang hawkish memang bagai pisau bermata dua.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(alf/prm)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular