
Hadapi Gejolak Global, Jokowi Minta ASEAN Kurangi Pakai Dolar
Arys Aditya, CNBC Indonesia
15 November 2018 14:55

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo menyerukan negara-negara ASEAN untuk memperkuat prakarsa penguatan moneter bersama untuk menanggulangi ketidakpastian ekonomi global.
Dalam agenda KTT ke-21 ASEAN Plus Three (APT) di Suntec Convention Centre, Singapura, Jokowi mengatakan ketidakpastian yang dipicu oleh meningkatnya sentimen proteksionisme dan antiglobalisasi mengkhawatirkan bagi kondisi ekonomi masing-masing negara di ASEAN.
Ia juga mengingatkan negara-negara di kawasan itu untuk mulai mengurangi ketergantungan terhadap satu mata uang melalui implementasi efektif kerja sama currency swap dan meningkatkan penggunaan mata uang lokal dalam pembayaran transaksi perdagangan lintas negara.
Selama ini, transaksi perdagangan internasional hampir seluruhnya masih menggunakan dolar Amerika Serikat (AS) meskipun kedua belah pihak bukanlah negara pengguna greenback. Hal ini menyulitkan negara-negara dan pelaku bisnis, terutama saat dolar AS bergejolak.
"Situasi ekonomi global berdampak serius bagi negara-negara di kawasan. Capital outflow yang besar mengakibatkan fluktuasi nilai tukar," ujar Jokowi, dikutip dari siaran tertulis, Kamis (15/11/2018).
"Kerja sama APT harus menjadi bagian dari solusi global," tegasnya.
Selain itu, ia juga menyatakan ASEAN harus untuk menjaga ketahanan ekonomi melalui penguatan Chiang Mai Initiative Multilateralisation (CMIM) melalui peningkatan kontribusi pada CMIM agar inisiatif ini memadai untuk membantu negara anggota yang membutuhkan.
"Saya mengusulkan agar kita tugaskan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral untuk bahas peningkatan dana talangan menjadi dua kali lipat," kata Presiden.
CMIM adalah perjanjian currency swap antara negara-negara ASEAN, China, Jepang, dan Korea Selatan.
Jokowi mengatakan CMIM harus tanggap membantu anggota yang terkena krisis keuangan.
Selain dihadiri para kepala negara/kepala pemerintahan ASEAN, KTT ASEAN Plus Three ini dihadiri juga oleh PM China Li Keqiang, PM Jepang Shinzo Abe, dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in.
(prm) Next Article Jelang Puncak KTT ASEAN, Bursa Saham Asia Balik Menguat
Dalam agenda KTT ke-21 ASEAN Plus Three (APT) di Suntec Convention Centre, Singapura, Jokowi mengatakan ketidakpastian yang dipicu oleh meningkatnya sentimen proteksionisme dan antiglobalisasi mengkhawatirkan bagi kondisi ekonomi masing-masing negara di ASEAN.
Ia juga mengingatkan negara-negara di kawasan itu untuk mulai mengurangi ketergantungan terhadap satu mata uang melalui implementasi efektif kerja sama currency swap dan meningkatkan penggunaan mata uang lokal dalam pembayaran transaksi perdagangan lintas negara.
"Situasi ekonomi global berdampak serius bagi negara-negara di kawasan. Capital outflow yang besar mengakibatkan fluktuasi nilai tukar," ujar Jokowi, dikutip dari siaran tertulis, Kamis (15/11/2018).
"Kerja sama APT harus menjadi bagian dari solusi global," tegasnya.
![]() |
"Saya mengusulkan agar kita tugaskan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral untuk bahas peningkatan dana talangan menjadi dua kali lipat," kata Presiden.
CMIM adalah perjanjian currency swap antara negara-negara ASEAN, China, Jepang, dan Korea Selatan.
Jokowi mengatakan CMIM harus tanggap membantu anggota yang terkena krisis keuangan.
Selain dihadiri para kepala negara/kepala pemerintahan ASEAN, KTT ASEAN Plus Three ini dihadiri juga oleh PM China Li Keqiang, PM Jepang Shinzo Abe, dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in.
(prm) Next Article Jelang Puncak KTT ASEAN, Bursa Saham Asia Balik Menguat
Most Popular