Jelang Puncak KTT ASEAN, Bursa Saham Asia Balik Menguat

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
12 November 2018 11:16
Kompak dibuka melemah, mayoritas bursa saham utama kawasan Asia kini diperdagangkan menguat.
Foto: Ilustrasi Bursa Tokyo (REUTERS/Kim Kyung-Hoon)
Jakarta, CNBC Indonesia - Kompak dibuka melemah, mayoritas bursa saham utama kawasan Asia kini diperdagangkan menguat: indeks Nikkei naik 0,15%, indeks Shanghai naik 0,75%, dan indeks Hang Seng naik 0,45%. Sementara itu, indeks Strait Times diperdagangkan melemah 0,29% dan Kospi turun 0,19%.

Ada 2 alasan yang membuat bursa saham Asia bisa balik arah. Pertama, aura positif dari Amerika Serikat (AS). Hingga berita ini diturunkan, kontrak futures Dow Jones mengimplikasikan kenaikan sebesar 56 poin pada saat pembukaan, sementara S&P 500 dan Nasdaq diimplikasikan naik masing-masing sebesar 7 dan 19 poin.

Wall Street akan menguat pasca mengalami tekanan jual yang cukup besar pada hari Jumat (9/11/2018). Kala itu, indeks Dow Jones melemah 0,77%, S&P 500 terkoreksi 0,92%, dan Nasdaq anjlok 1,65%.

Kemudian, minggu ini sejatinya merupakan minggu yang perlu optimisme terkait dengan perdagangan. Kemarin (11/11/2018), Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN resmi digelar di Singapura dan akan berlangsung hingga 15 November. Namun, puncak pertemuan acara itu baru akan terjadi pada tanggal 13-15 November, seperti dikutip dari Bloomberg.

Wakil Presiden AS Mike Pence, Presiden Russia Vladimir Putin, Perdana Menteri India Narendra Modi, dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in merupakan pimpinan negara-negara besar yang ikut hadir dalam KTT ASEAN di Singapura.

Pasca gelaran KTT ASEAN di Singapura, para pimpinan negara akan menghadiri pertemuan Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) di Papua New Guinea pada 17-18 November. Presiden China Xi Jinping akan ikut hadir dalam pertemuan ini.

Perkembangan mengenai Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) akan dicermati oleh pelaku pasar. Sebagai infromasi, RCEP merupakan perjanjian dagang yang melibatkan 16 negara Asia-Pasifik dengan China sebagai poros utamanya. Negosiasi terkait kesepakatan dagang ini sudah dimulai sejak 2013 silam. China ingin negosiasi selesai pada tahun ini, namun penolakan dari India membuatnya sulit untuk tercapai hingga kini.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Hari Buruh, Beberapa Bursa Asia-Pasifik Dibuka Menguat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular