
Sri Mulyani dan Curhat Emosional Soal Utang Negara
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
14 November 2018 15:46

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati membeberkan bukti konkret yang menjadi salah satu kelemahan utama yang dimiliki Kementerian Keuangan.
Berbicara di Pusdiklat Pajak, bendahara negara tak ragu menyebut kelemahan yang saat ini dimiliki pengelola keuangan negara adalah tidak cukup mampu memberikan bukti kepada publik.
"Kita belum memberikan bukti yang cukup," tegas Sri Mulyani, Rabu (14/11/2018).
Sri Mulyani mencontohkan, dari persoalan utang yang kerap kali menjadi perbincangan hangat di media sosial. Menurut dia, masih ada yang belum memahami kenapa Indonesia berutang.
"Kenapa kita harus utang padahal penghasilan dari SDA itu kita kaya raya, dan melimpah. Tapi kenapa kita masih utang? Itu menjadi curhat emosional," katanya.
"Ini menjadi suatu curhat emosional, dan itu ditangkap sebagai suatu message kepada kita semua pengelola keuangan negara, bahwa kita belum berikan bukti yang cukup," jelasnya.
Di era keterbukaan informasi dan teknologi yang makin berkembang, pengelola keuangan negara harus bisa memberikan gambaran yang jelas terutama penggunaan instrumen fiskal dalam pembangunan.
"Hadapi dan jelaskan, jadi wajah Kementerian Keuangan bukan hanya Menteri Keuangan, tapi Anda semua. Sehingga publik bisa memahami dan membaca," jelasnya.
"Jadi mengelola keuangan negara bukan hanya dikelola, bikin laporan WTP, aman. Itu hanya sebagian kecil dari tugas kita," tegas mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu.
(dru) Next Article Simak! Ini 8 Bukti Sri Mulyani Serius Tangani APBN 2018
Berbicara di Pusdiklat Pajak, bendahara negara tak ragu menyebut kelemahan yang saat ini dimiliki pengelola keuangan negara adalah tidak cukup mampu memberikan bukti kepada publik.
"Kita belum memberikan bukti yang cukup," tegas Sri Mulyani, Rabu (14/11/2018).
![]() |
"Kenapa kita harus utang padahal penghasilan dari SDA itu kita kaya raya, dan melimpah. Tapi kenapa kita masih utang? Itu menjadi curhat emosional," katanya.
"Ini menjadi suatu curhat emosional, dan itu ditangkap sebagai suatu message kepada kita semua pengelola keuangan negara, bahwa kita belum berikan bukti yang cukup," jelasnya.
Di era keterbukaan informasi dan teknologi yang makin berkembang, pengelola keuangan negara harus bisa memberikan gambaran yang jelas terutama penggunaan instrumen fiskal dalam pembangunan.
"Hadapi dan jelaskan, jadi wajah Kementerian Keuangan bukan hanya Menteri Keuangan, tapi Anda semua. Sehingga publik bisa memahami dan membaca," jelasnya.
"Jadi mengelola keuangan negara bukan hanya dikelola, bikin laporan WTP, aman. Itu hanya sebagian kecil dari tugas kita," tegas mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu.
(dru) Next Article Simak! Ini 8 Bukti Sri Mulyani Serius Tangani APBN 2018
Most Popular