
Rupee 'Kudeta' Rupiah dari Singgasana Raja Asia
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
14 November 2018 12:30

Rupiah, rupee, dan sejumlah mata uang Asia mampu memanfaatkan situasi dolar AS yang sedang tertekan. Pada pukul 12:16 WIB, Dollar Index (yang menggambarkan posisi greenback terhadap enam mata uang utama dunia) masih melemah 0,15%.
Faktor utama yang menjadi beban bagi mata uang Negeri Paman Sam adalah perkembangan perundingan Brexit yang positif. Pada Rabu waktu setempat, Perdana Menteri Inggris Theresa May akan menggelar rapat kabinet untuk membahas poin-poin kesepakatan Brexit.
Jika sudah ada kesepakatan di London, hasilnya akan dibawa ke Brussel dan dibahas dalam rapat pada 25 November. Apabila disetujui, Uni Eropa akan mengesahkan kesepakatan ini dan Inggris pun bisa resmi berpisah secara baik-baik.
Harapan ini membuat investor kembali bergairah. Tidak ada lagi istilah bermain aman, sehingga dolar AS pun semakin ditinggalkan.
Sentimen lain yang mendukung penguatan rupiah adalah harga minyak yang masih melemah. Pada pukul 12:18 WIB, harga minyak jenis brent turun 0,23% sedangkan light sweet terkoreksi 0,4%. Dini hari tadi, harga si emas hitam sempat anjlok di kisaran 7%.
Bagi rupiah, koreksi harga minyak adalah berkah karena dapat mengurangi biaya impor migas. Defisit di neraca migas adalah biang kerok tekornya neraca perdagangan dan transaksi berjalan (current account).
Tren penurunan harga minyak membuat investor berharap transaksi berjalan Indonesia bisa membaik pada kuartal IV-2018. Meski masih defisit, ada kemungkinan tidak akan sedalam kuartal III-2018 yang mencapai 3,37% dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Dengan perbaikan transaksi berjalan, maka rupiah lebih punya alasan untuk stabil bahkan cenderung menguat. Dalam sebulan terakhir, rupiah mampu menguat 2,24% di hadapan dolar AS.
Pelaku pasar mengapresiasi perkembangan ini dengan mengoleksi aset-aset berbasis rupiah. Pada Sesi I perdagangan di pasar saham, investor asing membukukan beli bersih Rp 316,04 miliar di pasar saham yang mengantar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,88%.
Sedangkan di pasar obligasi pemerintah, imbal hasil (yield) untuk tenor 10 tahun turun 7,2 basis poin. Penurunan yield adalah pertanda harga instrumen ini sedang naik akibat tingginya minat investor.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Faktor utama yang menjadi beban bagi mata uang Negeri Paman Sam adalah perkembangan perundingan Brexit yang positif. Pada Rabu waktu setempat, Perdana Menteri Inggris Theresa May akan menggelar rapat kabinet untuk membahas poin-poin kesepakatan Brexit.
Jika sudah ada kesepakatan di London, hasilnya akan dibawa ke Brussel dan dibahas dalam rapat pada 25 November. Apabila disetujui, Uni Eropa akan mengesahkan kesepakatan ini dan Inggris pun bisa resmi berpisah secara baik-baik.
Harapan ini membuat investor kembali bergairah. Tidak ada lagi istilah bermain aman, sehingga dolar AS pun semakin ditinggalkan.
Sentimen lain yang mendukung penguatan rupiah adalah harga minyak yang masih melemah. Pada pukul 12:18 WIB, harga minyak jenis brent turun 0,23% sedangkan light sweet terkoreksi 0,4%. Dini hari tadi, harga si emas hitam sempat anjlok di kisaran 7%.
Bagi rupiah, koreksi harga minyak adalah berkah karena dapat mengurangi biaya impor migas. Defisit di neraca migas adalah biang kerok tekornya neraca perdagangan dan transaksi berjalan (current account).
Tren penurunan harga minyak membuat investor berharap transaksi berjalan Indonesia bisa membaik pada kuartal IV-2018. Meski masih defisit, ada kemungkinan tidak akan sedalam kuartal III-2018 yang mencapai 3,37% dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Dengan perbaikan transaksi berjalan, maka rupiah lebih punya alasan untuk stabil bahkan cenderung menguat. Dalam sebulan terakhir, rupiah mampu menguat 2,24% di hadapan dolar AS.
Pelaku pasar mengapresiasi perkembangan ini dengan mengoleksi aset-aset berbasis rupiah. Pada Sesi I perdagangan di pasar saham, investor asing membukukan beli bersih Rp 316,04 miliar di pasar saham yang mengantar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,88%.
Sedangkan di pasar obligasi pemerintah, imbal hasil (yield) untuk tenor 10 tahun turun 7,2 basis poin. Penurunan yield adalah pertanda harga instrumen ini sedang naik akibat tingginya minat investor.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular