Terpengaruh Wall Street dan Minyak, Bursa Singapura Turun

Houtmand P Saragih, CNBC Indonesia
14 November 2018 08:26
Aktivitas perdagangan berlangsung normal dimana volume transaksi tercatat mencapai 81,4 juta saham senilai SGD 107,7 juta.
Foto: Ist
Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham domestik pada perdagangan pagi hari ini, Rabu (14/11/2018) berada di zona merah. Sentimen negatif dari koreksi bursa Wall Street di Amerika Serikat (AS), karena penurunan harga minyak yang cukup dalam dalam enam minggu terakhir, menjadi pemicu koreksi bursa saham Negeri Singa tersebut.

Indeks Strait Times saat ini berada di zona merah karena terkoreksi 0,2% ke level 3.047,46 atau kehilangan 6,14 poin dari penutupan kemarin. Aktivitas perdagangan berlangsung normal dimana volume transaksi tercatat mencapai 81,4 juta saham senilai SGD 107,7 juta.

Saham-saham yang menjadi pendorong pelemahan indeks Strait Times antara lain, saham UOB yang turun 0,02%, YZL Shipbldg SGD turun 0,03% dan SingTel turun 0,01%.

Dini hari tadi tiga indeks utama di Wall Street ditutup variatif cenderung melemah. DJIA turun 0,4%, S&P 500 terkoreksi 0,15%, tetapi Nasdaq menguat tipis 0,03%. 

Saham-saham sektor energi menjadi biang keladi koreksi DJIA dan S&P 500. Indeks sektor energi di DJIA anjlok 2,07% sementara di S&P 500 jatuh 2,34%. Sektor ini menjadi yang terlemah baik di DJIA maupun S&P 500. 

Kalau melihat perkembangan harga minyak, wajar saham sektor energi begitu terpukul. Pada pukul 04:51 WIB, harga minyak jenis brent amblas 7,06% dan light sweet jeblok 7,83%. Ini adalah koreksi terdalam dalam hampir 3 tahun terakhir
(hps/ray) Next Article Bursa Singapura Mengawali 2019 dari Zona Hijau

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular