
Lanjutkan Penguatan, Rupiah Runner-up Asia
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
14 November 2018 08:33

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di perdagangan pasar spot pagi ini. Rupiah berhasil memanfaatkan berbagai sentimen positif dari eksternal.
Pada Rabu (14/11/2018), US$ 1 dibanderol Rp 14.800 kala pembukaan pasar spot. Rupiah menguat 0,03% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Namun seiring perjalanan pasar, rupiah bertambah garang. Pada pukul 08:14 WIB, US$ 1 sudah ditekan ke Rp 14.760 di mana rupiah menguat 0,3%.
Penguatan rupiah pagi ini sudah bisa ditebak sebelumnya. Tanda-tanda apresiasi rupiah sudah terlihat di pasar Non-Deliverable Market (NDF).
Kemarin, gerak rupiah sangat heroik. Memulai perdagangan dengan koreksi 0,17%, pelemahan rupiah semakin dalam hingga menyentuh 0,81%.
Akan tetapi, rupiah tidak menyerah dan mampu memanfaatkan arus penguatan mata uang Asia. Akhirnya rupiah mampu menguat tipis saat penutupan pasar.
Pagi ini, mayoritas mata uang Benua Kuning masih perkasa di hadapan greenback. Dengan penguatan 0,3%, rupiah bahkan menjadi mata uang terbaik kedua di Asia, hanya kalah dari rupee India. Ini dengan catatan pasar valas Negeri Bollywood belum dibuka sehingga masih mencerminkan posisi kemarin.
Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama Asia pada pukul 08:15 WIB:
(BERLANJUT KE HALAMAN 2)
Dolar AS memang masih tertekan, dan bisa dimanfaatkan dengan baik oleh rupiah dkk di Asia. Pada pukul 08:18 WIB, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) melemah 0,26%.
Risk appetite pasar memang sedang tinggi sehingga instrumen investasi aman (safe haven) seperti dolar AS atau yen Jepang kurang diminati. Pertama, aura damai dagang AS-China semakin terasa.
Diawali dengan pidato Perdana Menteri China Li Keqiang di KTT ASEAN di Singapura kemarin. Li menegaskan Beijing bersedia untuk berdiskusi dengan negara-negara Asia Tenggara mengenai isu perbatasan Laut China Selatan. Pedoman (code of conduct) mengenai Laut China Selatan diharapkan selesai dalam 3 tahun.
Tidak hanya itu, Li juga menargetkan perundingan pembentukan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) akan rampung tahun depan. Dengan penyelesaian isu Laut China Selatan plus kelahiran RCEP, maka arus perdagangan ASEAN-China diharapkan semakin lancar. Indonesia pun akan menikmati berkahnya, karena bisa meningkatkan kinerja ekspor.
Kemudian disambung rencana kunjungan Wakil PM China Liu He ke Washington. South China Morning Post melaporkan, kedatangan Liu adalah untuk mematangkan rencana dialog Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping di sela-sela KTT G20 akhir bulan ini.
Pelaku pasar menaruh harapan besar kepada pertemuan Washington-Beijing. Bahkan doa investor adalah hasil pembicaraan ini begitu positif hingga membuat Trump dan Xi mencabut seluruh bea masuk yang sudah diterapkan. Jika itu terjadi, maka perang dagang resmi berakhir.
Kedua, ada perkembangan positif terkait pembahasan perceraian Inggris dengan Uni Eropa (Brexit). Pada Rabu waktu setempat, Perdana Menteri Inggris Theresa May akan menggelar rapat kabinet untuk membahas poin-poin kesepakatan Brexit.
Jika sudah ada kesepakatan di London, hasilnya akan dibawa ke Brussel dan dibahas dalam rapat pada 25 November. Apabila disetujui, Uni Eropa akan mengesahkan kesepakatan ini dan Inggris pun bisa resmi berpisah secara baik-baik.
Harapan ini membuat investor kembali bergairah. Tidak ada lagi istilah bermain aman, sehingga dolar AS pun semakin ditinggalkan. Apabila pelemahan dolar AS berlanjut, maka rupiah akan mendapat dorongan untuk kembali menguat.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Lautan Demo, Rupiah pun Merana
Pada Rabu (14/11/2018), US$ 1 dibanderol Rp 14.800 kala pembukaan pasar spot. Rupiah menguat 0,03% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Namun seiring perjalanan pasar, rupiah bertambah garang. Pada pukul 08:14 WIB, US$ 1 sudah ditekan ke Rp 14.760 di mana rupiah menguat 0,3%.
Kemarin, gerak rupiah sangat heroik. Memulai perdagangan dengan koreksi 0,17%, pelemahan rupiah semakin dalam hingga menyentuh 0,81%.
Akan tetapi, rupiah tidak menyerah dan mampu memanfaatkan arus penguatan mata uang Asia. Akhirnya rupiah mampu menguat tipis saat penutupan pasar.
Pagi ini, mayoritas mata uang Benua Kuning masih perkasa di hadapan greenback. Dengan penguatan 0,3%, rupiah bahkan menjadi mata uang terbaik kedua di Asia, hanya kalah dari rupee India. Ini dengan catatan pasar valas Negeri Bollywood belum dibuka sehingga masih mencerminkan posisi kemarin.
Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama Asia pada pukul 08:15 WIB:
(BERLANJUT KE HALAMAN 2)
Dolar AS memang masih tertekan, dan bisa dimanfaatkan dengan baik oleh rupiah dkk di Asia. Pada pukul 08:18 WIB, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) melemah 0,26%.
Risk appetite pasar memang sedang tinggi sehingga instrumen investasi aman (safe haven) seperti dolar AS atau yen Jepang kurang diminati. Pertama, aura damai dagang AS-China semakin terasa.
Diawali dengan pidato Perdana Menteri China Li Keqiang di KTT ASEAN di Singapura kemarin. Li menegaskan Beijing bersedia untuk berdiskusi dengan negara-negara Asia Tenggara mengenai isu perbatasan Laut China Selatan. Pedoman (code of conduct) mengenai Laut China Selatan diharapkan selesai dalam 3 tahun.
Tidak hanya itu, Li juga menargetkan perundingan pembentukan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) akan rampung tahun depan. Dengan penyelesaian isu Laut China Selatan plus kelahiran RCEP, maka arus perdagangan ASEAN-China diharapkan semakin lancar. Indonesia pun akan menikmati berkahnya, karena bisa meningkatkan kinerja ekspor.
Kemudian disambung rencana kunjungan Wakil PM China Liu He ke Washington. South China Morning Post melaporkan, kedatangan Liu adalah untuk mematangkan rencana dialog Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping di sela-sela KTT G20 akhir bulan ini.
Pelaku pasar menaruh harapan besar kepada pertemuan Washington-Beijing. Bahkan doa investor adalah hasil pembicaraan ini begitu positif hingga membuat Trump dan Xi mencabut seluruh bea masuk yang sudah diterapkan. Jika itu terjadi, maka perang dagang resmi berakhir.
Kedua, ada perkembangan positif terkait pembahasan perceraian Inggris dengan Uni Eropa (Brexit). Pada Rabu waktu setempat, Perdana Menteri Inggris Theresa May akan menggelar rapat kabinet untuk membahas poin-poin kesepakatan Brexit.
Jika sudah ada kesepakatan di London, hasilnya akan dibawa ke Brussel dan dibahas dalam rapat pada 25 November. Apabila disetujui, Uni Eropa akan mengesahkan kesepakatan ini dan Inggris pun bisa resmi berpisah secara baik-baik.
Harapan ini membuat investor kembali bergairah. Tidak ada lagi istilah bermain aman, sehingga dolar AS pun semakin ditinggalkan. Apabila pelemahan dolar AS berlanjut, maka rupiah akan mendapat dorongan untuk kembali menguat.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Lautan Demo, Rupiah pun Merana
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular