Ini Penjelasan Indosat Terkait Penjualan Menara

Monica Wareza, CNBC Indonesia
12 November 2018 14:45
Setelah sebelumnya dikabarkan menara milik perseroan akan dibeli oleh perusahaan penyedia menara telekomunikasi PT Sarana Menara Nusantara Tbk.
Foto: CNN Indonesia/Safir Makki
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Indosat Ooredoo Tbk (ISAT) menjawab mengenai adanya rumor mengenai rencana perusahaan untuk menjual sejumlah menara telekomunikasi yang saat ini dimilikinya.

Perseroan merasa perlu menjelaskan hal tersebut setelah sebelumnya dikabarkan menara milik perseraon akan dibeli oleh perusahaan penyedia menara telekomunikasi PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR).

Corporate Secretary perusahaan Turina Farouk mengatakan belum ada rencana perusahaa untuk melakukan penjulan menara.

"Saya tidak ngomong itu karena itu juga tidak ada. Berbagai macam opsi pasti terbuka tapi untuk saat ini belum ada diskusi mengenai itu," kata Turina di kantor pusat Indonesia, Jakarta, Senin (12/11).

Menurut dia, justru perusahaan di tahun depan malam berusaha untuk ekspansif untuk membangun 4.300 menara telekomunikasi sekaligus dalam satu tahun saja. Tujuannya untuk memperbaiki kualitas layanan dan jaringannya.

Untuk ekspansi tersebut, dalam tiga tahun ke depan perusahaan menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) mencapai Rp 30 triliun. Mulai tahun depan perusahaan akan melakukan pengembangan besar-besaran mulai dari sumber daya manusia (SDM) dan strategi bisnis yang signifikan secara massive.

Penambahan jumlah tower secara besar-besaran ini masuk akal lantaran pada akhir kuartla ketiga tahun ini mengalami penurunan pendapatan akibat turunnya jumlah pelanggan selular ISAT pada periode ini turun 33,9% dari sebelumnya 97 juta pelanggan menjadi 64,1 juta pelanggan.

Pada periode tersebut perusahaan hanya membukukan penurunan pendapatan sebesar 25,7% pada kuartal III-2018 menjadi Rp 16,76 triliun. Padahal pada kuartal III-2017 perseroan menghasilkan pendapatan senilai Rp 22,56 triliun.

Hal ini berdampak pada laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) yang anjlok 47,9% menjadi Rp 5,15 triliun dibandingkan EBITDA pada periode yang sama tahun lalu senilai Rp 9,9 triliun.
(hps/hps) Next Article Indosat Bagikan Dividen Jumbo Nyaris Rp 7 Triliun!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular