
Perhitungan Indeks LQ45 & IDX30 Diubah, MI Siap Rebalancing
Monica Wareza, CNBC Indonesia
12 November 2018 11:53

Jakarta, CNBC Indonesia - Langkah bursa untuk mengubah metode penghitungan bobot saham-saham dalam dua indeks acuan di bursa yakni LQ45 dan IDX30 menyebabkan Manajer Investasi (MI) bergerak untuk menyesuaikan portofolionya dengan aturan tersebut.
Direktur Panin Asset Management Rudiyanto mengatakan penyesuaian (adjustment) akan dilakukan oleh MI yang menggunakan kedua indeks ini sebagai acuannya, baik itu utuk produk reksa dana konvensional maupun exchange traded fund (ETF).
"Jika acuan bobot dalam indeks diubah, maka reksa dana indeks dan ETF yg mengacu pada indeks tersebut juga perlu diubah. Sebagian reksa dana saham yang kinerjanya mengacu pada indeks tersebut juga akan terkena dampak perubahan kecuali acuannya IHSG," kata Rudiyanto kepada CNBC Indonesia, Senin (12/11).
Lebih lanjut Direktur Utama Indopremier Investment Management Diah Sofiyanti mengatakan rebalancing akan dilakukan oleh MI untuk tetap menjaga komposisi dari saham-saham yang ada dalam kedua indeks tersebut.
"Tentu kami akan melakukan rebalancing menyesuaikan komposisi konstituen dr kedua indeks tersebut," kata Diah.
Adjustment portofolio yang dilakukan oleh MI ini akan nantinya akan menyesuaikan sesuai dengan penilaian yang diberikan oleh bursa. Artinya, MI akan mengurangi porsinya untuk saham-saham yang bobotnya turun dan menambah portofolio di saham-saham yang bobotnya meningkat dalam indeks tersebut.
Perlu diketahui, saham-saham yang bobotnya akan berkurang di indeks LQ45 Antara lain HMSP, UNVR, TPIA, GGRM dan ICBP. Sementara saham yang akan meningkat bobotnya seperti BMRI, BBRI, BBCA, ASII dan TLKM.
Sedangkan saham-saham yang bobotnya yang akan berkurang di indeks LQ45 adalah HMSP, UNVR, GGRM, INBP dan BRPT. Selanjutnya saham yang akan mengalami pertambahan bobot antara lain BMRI, BBRI, BBCA, TLKM dan ASII.
(hps) Next Article Saham dengan Porsi Publik Jumbo: Ada Emiten Ricky Harun!
Direktur Panin Asset Management Rudiyanto mengatakan penyesuaian (adjustment) akan dilakukan oleh MI yang menggunakan kedua indeks ini sebagai acuannya, baik itu utuk produk reksa dana konvensional maupun exchange traded fund (ETF).
"Jika acuan bobot dalam indeks diubah, maka reksa dana indeks dan ETF yg mengacu pada indeks tersebut juga perlu diubah. Sebagian reksa dana saham yang kinerjanya mengacu pada indeks tersebut juga akan terkena dampak perubahan kecuali acuannya IHSG," kata Rudiyanto kepada CNBC Indonesia, Senin (12/11).
Lebih lanjut Direktur Utama Indopremier Investment Management Diah Sofiyanti mengatakan rebalancing akan dilakukan oleh MI untuk tetap menjaga komposisi dari saham-saham yang ada dalam kedua indeks tersebut.
Adjustment portofolio yang dilakukan oleh MI ini akan nantinya akan menyesuaikan sesuai dengan penilaian yang diberikan oleh bursa. Artinya, MI akan mengurangi porsinya untuk saham-saham yang bobotnya turun dan menambah portofolio di saham-saham yang bobotnya meningkat dalam indeks tersebut.
Perlu diketahui, saham-saham yang bobotnya akan berkurang di indeks LQ45 Antara lain HMSP, UNVR, TPIA, GGRM dan ICBP. Sementara saham yang akan meningkat bobotnya seperti BMRI, BBRI, BBCA, ASII dan TLKM.
Sedangkan saham-saham yang bobotnya yang akan berkurang di indeks LQ45 adalah HMSP, UNVR, GGRM, INBP dan BRPT. Selanjutnya saham yang akan mengalami pertambahan bobot antara lain BMRI, BBRI, BBCA, TLKM dan ASII.
(hps) Next Article Saham dengan Porsi Publik Jumbo: Ada Emiten Ricky Harun!
Most Popular