IHSG Terkapar, Berikut Penjelasan Lengkapnya

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
09 November 2018 16:58
Rilis Neraca Perdagangan Indonesia Bikin Grogi
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto

Dari dalam negeri, penantian menjelang pengumuman data Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) periode kuartal-III 2018 oleh Bank Indonesia (BI) membuat pelaku pasar grogi. 

Pelaku pasar akan mencermati pos transaksi berjalan/current account. Pos transaksi berjalan sangatlah penting bagi pelaku pasar modal, bahkan bisa dibilang lebih penting dari NPI. Pasalnya, pos transaksi berjalan menggambarkan arus devisa dari perdagangan barang dan jasa yang lebih mampu menopang nilai tukar rupiah dalam jangka panjang karena tidak mudah berubah seperti arus modal portofolio.

Pada kuartal II-2018, transaksi berjalan mencatatkan defisit 3,04% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Kemungkinan besar, defisit pada kuartal III-2018 akan lebih dalam, seiring dengan defisit neraca perdagangan yang lebih dalam.

Sepanjang kuartal III-2018, neraca perdagangan mencatatkan defisit US$ 2,72 miliar. Pada kuartal-II 2018, defisitnya adalah sebesar US$ 1,37 miliar.

Bahkan, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo sempat mengindikasikan bahwa CAD kuartal-III 2018 akan membengkak cukup signifikan dari capaian kuartal-II 2018.

"Kan masih ada Juli sama Agustus 2018. Yang memang masih tinggi. Utamanya di Migas. Kemarin defisit besar di migas. Apakah B20, kenaikan harga BBM. Di Kuartal III-2018 masih wajar kalau di atas 3%. Tapi perkiraan kami di Kuartal III-2018 tidak akan lebih dari 3,5%," papar Perry di Gedung BI, Jumat (26/10/2018).

Hingga sore hari, rupiah melemah sebesar 1% di pasar spot ke level Rp 14.680/dolar AS.

Seiring dengan pelemahan rupiah, saham-saham bank BUKU IV dilepas oleh investor: PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) anjlok 3,67%, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) turun 3,19%, dan PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) melemah 1,64%.

Indeks sektor jasa keuangan melemah sebesar 1,31%, menjadikannya sektor dengan kontribusi negatif terbesar kedua bagi IHSG setelah barang konsumsi (-5,08%).

(HALAMAN SELANJUTNYA) 

(ray)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular