
Kelar IPO, Perusahaan Logistik Ini Incar Pasar Brunei
Monica Wareza, CNBC Indonesia
09 November 2018 12:08

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Dewata Freight International Tbk (DEAL) tengah mempersiapkan diri untuk ikut serta dalam menggarap proyek logistik dan transportasi untuk minyak dan gas di negara tetangga, Brunei Darussalam. Pengerjaan proyek ini akan dilakukan perusahaan bekerja sama dengan perusahaan milik pemerintah Brunei.
Direktur Utama Dewata Freight International Bimada mengatakan Brunei merupakan salah satu negara yang disasar sebelum berkembang ke negara di kawasan Asia Tenggara lainnya.
"Kita jajaki pasar Brunei. Mudah-mudahan ini langkah pertama kita untuk masuk di pasar luar Indonesia. Nanti masuknya lewat transportasi dan logistik. Brunei juga butuh partner yang berkompeten," kata Bimada di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (9/11).
Bimada menyebutkan masih belum jelas bentuk kerja sama yang akan dilakukan perusahaan, namun diakuinya kedua perusahaan saat ini tengah melakukan pendekatan. "Kemarin saya sudah ke sana lihat potensinya bagaimana. Nanti Desember orang sana juga akan datang ke sini," imbuh dia.
Dia menjelaskan, ada kemungkinan bahwa kedua perusahaan akan membuka kesempatan untuk melepaskan kepemilikan sahamnya ke perusahaan Brunei tersebut, dan sebaliknya Dewata juga akan melakukan hal yang sama jika kesepakatan sudah tercapai.
"Masih butuh due diligence (uji tuntas)," tambah dia.
Setelah Brunei, perusahaan juga berencana untuk menjajaki pasar di Malaysia dan Singapura untuk bisnis logistik dan transportasi.
Sementara itu, untuk tahun depan DEAL diperkirakan akan mengalami pertumbuhan sebesar 51% di sisi book ordernya. Lantaran saat ini perusahaan tengah dalam proses tender untuk logistik kargo di lingkungan perusahaan BUMN dalam negeri.
Selain itu, book order lainnya akan disumbangkan dari dua proyek pembangunan pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) milik perusahaan yang berlokasi di Kalimantan Utara dan Lampung.
"Ini untuk EPC-nya saja nilainya sudah Rp 200 miliar, artinya sudah 60% dari target," kata dia.
Tahun ini perusahaan menargetkan perolehan kontrak baru sebesar Rp 80 miliar. Nur mengatakan, target ini sudah bisa dicapai perusahaan pada September lalu, paling baru perusahaan baru saja memenangkan tender untuk proyek senilai Rp 35 miliar.
Dengan perolehan tersebut, perusahaan optimis bisa meraih target penjualan senilai Rp 187 miliar dan pendapatan setelah pajak sebesar Rp 1,8 miliar.
(roy) Next Article Telat Kirim Lapkeu, 68 Emiten "Dihukum" BEI
Direktur Utama Dewata Freight International Bimada mengatakan Brunei merupakan salah satu negara yang disasar sebelum berkembang ke negara di kawasan Asia Tenggara lainnya.
Dia menjelaskan, ada kemungkinan bahwa kedua perusahaan akan membuka kesempatan untuk melepaskan kepemilikan sahamnya ke perusahaan Brunei tersebut, dan sebaliknya Dewata juga akan melakukan hal yang sama jika kesepakatan sudah tercapai.
"Masih butuh due diligence (uji tuntas)," tambah dia.
Setelah Brunei, perusahaan juga berencana untuk menjajaki pasar di Malaysia dan Singapura untuk bisnis logistik dan transportasi.
Sementara itu, untuk tahun depan DEAL diperkirakan akan mengalami pertumbuhan sebesar 51% di sisi book ordernya. Lantaran saat ini perusahaan tengah dalam proses tender untuk logistik kargo di lingkungan perusahaan BUMN dalam negeri.
Selain itu, book order lainnya akan disumbangkan dari dua proyek pembangunan pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) milik perusahaan yang berlokasi di Kalimantan Utara dan Lampung.
"Ini untuk EPC-nya saja nilainya sudah Rp 200 miliar, artinya sudah 60% dari target," kata dia.
Tahun ini perusahaan menargetkan perolehan kontrak baru sebesar Rp 80 miliar. Nur mengatakan, target ini sudah bisa dicapai perusahaan pada September lalu, paling baru perusahaan baru saja memenangkan tender untuk proyek senilai Rp 35 miliar.
Dengan perolehan tersebut, perusahaan optimis bisa meraih target penjualan senilai Rp 187 miliar dan pendapatan setelah pajak sebesar Rp 1,8 miliar.
(roy) Next Article Telat Kirim Lapkeu, 68 Emiten "Dihukum" BEI
Most Popular