Saham Perbankan Melesat Karena Kongres AS Pecah, Kok Bisa?

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
08 November 2018 15:40
Saham-saham bank BUKU IV kompak diperdagangkan menguat pada hari ini.
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Jakarta, CNBC Indonesia - Saham-saham bank BUKU IV melesat naik pada perdagangan hari ini: PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) naik 3,39%, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) naik 2,24%, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) naik 1,7%, dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) naik 1,48%. Hanya saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang stagnan di level Rp 24.100/saham.

Seiring dengan kenaikan harga saham bank BUKU IV, indeks sektoralnya yakni jasa keuangan menguat 0,88%, terbesar dibandingkan 8 sektor penghuni IHSG lainnya.

Melesatnya harga saham bank BUKU IV ada kaitannya dengan hasil midterm elections di AS. Kini, posisi mayoritas di House of Representatives dipegang oleh Partai Democratic setelah sebelumnya dipegang oleh Republican, sementara Republican mempertahankan posisi mayoritasnya di Senate.

Dengan House of Representatives dikuasai oleh Partai Democratic, kebijakan-kebijakan pro pertumbuhan ekonomi seperti pemotongan tingkat pajak akan menjadi sulit untuk diloloskan. Sebagai informasi, sekitar 2 minggu menjelang midterm elections, Presiden AS Donald Trump menebar wacana untuk memangkas pajak penghasilan individu kelas menengah sebesar 10%.

Lebih lanjut, jika Trump berusaha mendongkrak perekonomian melalui belanja secara jor-joran, langkah ini kemungkinan besar juga akan dijegal oleh Partai Democratic. Pasalnya, defisit anggaran di Negeri Paman Sam sudah begitu tinggi. Pada tahun fiskal 2018, defisit anggaran di AS tercatat sebesar US$ 729 miliar, naik 17% dari posisi tahun fiskal 2017 dan merupakan yang terbesar sejak 2012.

Pada akhirnya, perekonomian AS yang kini sedang panas bisa menjadi dingin, sehingga the Federal Reserve selaku bank sentral AS tak perlu kelewat agresif dalam menaikkan suku bunga acuan.

Bagi bank-bank buku IV di Indonesia, tentu ini merupakan kabar baik. Dengan the Fed yang tak terlalu agresif menaikkan suku bunga acuan, maka urgensi bagi Bank Indonesia (BI) untuk melakukan hal serupa menjadi berkurang.

Sepanjang tahun ini, net interest margin (NIM) dari bank-bank BUKU IV tertekan lantaran BI begitu agresif mengerek suku bunga acuan. Sepanjang 9 bulan pertama 2018, NIM dari BMRI tercatat sebesar 5,76%, turun 10 bps dari posisi 9 bulan pertama tahun 2017 yang sebesar 5,86%.

NIM dari BBNI turun 20 bps menjadi 5,3%, dari yang sebelumnya 5,5%. NIM dari BBRI tergerus 42 bps menjadi 7,49%, dari yang sebelumnya 7,91%. Sementara itu, NIM BBCA turun 10 bps menjadi 6,1%, dari yang sebelumnya 6,2%.

Namun, pelaku pasar harus hati-hati. The Fed bisa jadi tak punya pilihan lain selain menaikkan suku bunga acuan. Pasalnya, Trump sudah berkali-kali menyatakan kekecewaannya terkait dengan langkah Jerome Powell dan kawan-kawan yang terus saja menaikkan suku bunga acuan dan membuat biaya penerbitan surat utang kian mahal.

Bukan tak mungkin jika the Fed terpaksa menaikkan suku bunga acuan guna membuktikan independensinya.

TIM RISET CNBC INDONESIA



(ank/roy) Next Article Asing Kok Banyak Lepas Saham Bank RI, Ada Apa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular