
Terus Melemah,Harga CPO Masih di Titik Terendah Dalam 3 Tahun
Raditya Hanung, CNBC Indonesia
08 November 2018 13:02

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) kontrak Januari 2019 di Bursa Derivatif Malaysia terkoreksi 0,9% ke level MYR 2.092/ton pada perdagangan hari Kamis (8/11/2018), hingga pukul 11.30 WIB atau penutupan perdagangan sesi 1.
Dengan pergerakan hari ini, harga komoditas agrikultur unggulan Indonesia dan Malaysia ini sudah turun tiga hari berturut-turut, sekaligus jatuh ke bahwa level psikologis MYR 2.100/ton.
Bahkan, apabila ditelusuri secara historis, harga CPO kini belum beranjak dari level terendahnya lebih dari 3 tahun terakhir, atau sejak awal September 2015.
Pelemahan harga CPO masih didorong oleh proyeksi peningkatan stok minyak kelapa sawit di Malaysia dan Indonesia, serta koreksi minyak mentah dunia.
Stok minyak kelapa sawit di Malaysia per akhir Oktober diproyeksikan meningkat 14,1% secara bulanan (month-to-month/MtM) ke level 2,9 juta ton, mengutip survei dari Reuters. Jika terealisasikan, level tersebut merupakan yang tertinggi dalam 3 tahun terakhir.
Peningkatan stok tersebut tidak lepas dari produksi yang diekspektasikan meningkat 5,7% MtM ke 1,96 juta ton pada bulan lalu, sementara ekspor justru diestimasikan menurun 13% MtM ke 1,41 juta ton di periode yang sama.
Sebagai catatan, pada bulan September, stok minyak kelapa sawit di Malaysia sudah meningkat 1,5% MtM ke angka 2,54 juta ton, mengutip data dari Malaysian Palm Oil Board (MPOB). Potensi meningkatnya stok lebih jauh akhirnya menyeret harga CPO ke zona merah.
Tidak hanya dari Malaysia, produksi minyak kelapa sawit di Indonesia juga diproyeksikan meningkat hampir sebesar 9% MtM pada bulan September, menurut data dari Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI).
Seiring produksi yang melambung tersebut, GAPKI melaporkan bahwa stok minyak kelapa sawit di Indonesia mengalami peningkatan sebesar 0,2% MtM ke angka 4,6 juta ton. Sebagai informasi, Indonesia adalah produsen dan eksportir CPO terbesar di dunia. Peningkatan produksi dan stok dari RI jelas akan membebani harga CPO dunia.
Selain itu, harga CPO juga terpengaruh oleh koreksi harga minyak mentah dunia. Kemarin, harga minyak masih mentah jenis light sweet yang menjadi acuan di Amerika Serikat (AS) terkoreksi 0,87%.
Sentimen negatif utama yang membayangi pergerakan harga sang emas hitam datang dari peningkatan cadangan minyak mentah AS yang melebihi ekspektasi, sekaligus produksi mingguan Negeri Paman Sam yang mencetak rekor baru.
Penurunan harga minyak dunia memang cenderung menekan harga CPO. Biofuel merupakan salah satu substitusi utama bagi bahan bakar minyak (BBM). Saat harga minyak dunia anjlok, produksi biofuel menjadi kurang ekonomis. Hal ini lantas menjadi sentimen menurunnya permintaan CPO sebagai bahan baku biofuel.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(RHG/roy) Next Article 4 Hari Melemah, Harga CPO Mulai Naik Kembali
Dengan pergerakan hari ini, harga komoditas agrikultur unggulan Indonesia dan Malaysia ini sudah turun tiga hari berturut-turut, sekaligus jatuh ke bahwa level psikologis MYR 2.100/ton.
Bahkan, apabila ditelusuri secara historis, harga CPO kini belum beranjak dari level terendahnya lebih dari 3 tahun terakhir, atau sejak awal September 2015.
Stok minyak kelapa sawit di Malaysia per akhir Oktober diproyeksikan meningkat 14,1% secara bulanan (month-to-month/MtM) ke level 2,9 juta ton, mengutip survei dari Reuters. Jika terealisasikan, level tersebut merupakan yang tertinggi dalam 3 tahun terakhir.
Peningkatan stok tersebut tidak lepas dari produksi yang diekspektasikan meningkat 5,7% MtM ke 1,96 juta ton pada bulan lalu, sementara ekspor justru diestimasikan menurun 13% MtM ke 1,41 juta ton di periode yang sama.
Sebagai catatan, pada bulan September, stok minyak kelapa sawit di Malaysia sudah meningkat 1,5% MtM ke angka 2,54 juta ton, mengutip data dari Malaysian Palm Oil Board (MPOB). Potensi meningkatnya stok lebih jauh akhirnya menyeret harga CPO ke zona merah.
Tidak hanya dari Malaysia, produksi minyak kelapa sawit di Indonesia juga diproyeksikan meningkat hampir sebesar 9% MtM pada bulan September, menurut data dari Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI).
Seiring produksi yang melambung tersebut, GAPKI melaporkan bahwa stok minyak kelapa sawit di Indonesia mengalami peningkatan sebesar 0,2% MtM ke angka 4,6 juta ton. Sebagai informasi, Indonesia adalah produsen dan eksportir CPO terbesar di dunia. Peningkatan produksi dan stok dari RI jelas akan membebani harga CPO dunia.
Selain itu, harga CPO juga terpengaruh oleh koreksi harga minyak mentah dunia. Kemarin, harga minyak masih mentah jenis light sweet yang menjadi acuan di Amerika Serikat (AS) terkoreksi 0,87%.
Sentimen negatif utama yang membayangi pergerakan harga sang emas hitam datang dari peningkatan cadangan minyak mentah AS yang melebihi ekspektasi, sekaligus produksi mingguan Negeri Paman Sam yang mencetak rekor baru.
Penurunan harga minyak dunia memang cenderung menekan harga CPO. Biofuel merupakan salah satu substitusi utama bagi bahan bakar minyak (BBM). Saat harga minyak dunia anjlok, produksi biofuel menjadi kurang ekonomis. Hal ini lantas menjadi sentimen menurunnya permintaan CPO sebagai bahan baku biofuel.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(RHG/roy) Next Article 4 Hari Melemah, Harga CPO Mulai Naik Kembali
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular