Rupiah Terbang, Harga Obligasi Meroket

Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
07 November 2018 11:58
Seri acuan lain yaitu 5 tahun, 10 tahun, dan 20 tahun juga menguat dengan penurunan yield 13 bps, 16 bps, serta 8 bps menjadi 8,02%, 8,17%, dan 8,65%.
Foto: Irvin Avriano Arief
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi rupiah pemerintah terbang sekaligus melanjutkan reli penguatan yang belum terputus sejak pekan lalu. 

Data Refinitiv menunjukkan menguatnya harga surat berharga negara (SBN) itu tercermin dari empat seri acuan (benchmark) yang sekaligus menurunkan tingkat imbal hasilnya (yield). Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder. 

Yield juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka. 

Keempat seri yang menjadi acuan itu adalah FR0063 bertenor 5 tahun, FR0064 bertenor 10 tahun, FR0065 bertenor 15 tahun, dan FR0075 bertenor 30 tahun. 

Seri acuan yang paling menguat adalah seri FR0065 yang bertenor 15 tahun dengan penurunan yield sebesar 17 basis poin (bps) menjadi 8,46%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.  

Seri acuan lain yaitu 5 tahun, 10 tahun, dan 20 tahun juga menguat dengan penurunan yield 13 bps, 16 bps, serta 8 bps menjadi 8,02%, 8,17%, dan 8,65%. 

Penguatan harga SBN hari ini turut membuat yield seri acuan 10 tahun, yang sering menjadi acuan utama pasar obligasi, semakin meninggalkan level yield tertinggi 8,875% pada 16 Oktober 2018. Patut dicermati bahwa pada akhir 2017 yield seri 10 tahun berada pada 6,3%.

 
Yield Obligasi Negara Acuan 6 Nov 2018
SeriBenchmarkYield 6 Nov 2018 (%) Yield 7 Nov 2018 (%)Selisih (basis poin)
FR0063 5 tahun8.1568.023-13.30
FR0064 10 tahun8.3358.175-16.00
FR0065 15 tahun8.6398.464-17.50
FR0075 20 tahun8.7418.658-8.30
Avg movement-13.78
Sumber: Refinitiv 

Faktor Positif 

Sentimen positif hari ini ditengarai lebih disebabkan oleh penguatan rupiah yang masih merajai pasar nilai tukar di kawasan Asia. 

"Faktor pertama memang karena penguatan rupiah. Dengan rupiah yang menguat, minat investor menjadi meningkat karena potential gain [potensi keuntungan dari transaksi jual beli] dari obligasi tidak tergerus currency loss [rugi kurs]," ujar Ariawan, Head of Fixed Income Research PT BNI Sekuritas siang ini. 

Dia menambahkan bahwa posisi nilai tukar terhadap mata uang dunia yaitu Dollar Index yang melemah turut mendukung penguatan rupiah hari ini. 

Nilai tukar rupiah menguat 0,24% menjadi Rp 15.765 di hadapan tiap dolar AS.  

Penguatan mata uang garuda itu seiring dengan pelemahan greenback yang ditunjukkan oleh turunnya Dollar Index -0,19%% menjadi 96,137. 

Ariawan juga menambahkan bahwa suplai yang semakin berkurang mendekati akhir tahun akan memicu sentimen positif di pasar. 

"Target tahun ini hanya Rp 799 triliun., dan sampai saat ini sudah terkumpul Rp 743 trilun sehinga nilai penerbitan juga tidak dimaksimalkan menjadi Rp 799 triliun karena defisit anggarannya menyempit.  

Saat ini, belum ada ancaman nyata di depan industri keuangan global karena masih stabilnya kondisi damai dagang AS-China sambil menunggu hasil pemilu sela legislatif senat dan house of representative AS. 

Apresiasi SBN hari ini juga membuat selisih(spread) obligasi rupiah pemerintah tenor 10 tahun dengan surat utang pemerintah AS (US Treasury) tenor serupa mencapai 497 bps, menyempit dari posisi kemarin 514 bps. 

Spread tersebut juga menembus batas psikologis 500 bps. Yield US Treasury 10 tahun turun tipis hingga 3,2% seiring dengan masih ditunggunya pemilu sela. 

Terkait dengan porsi investor di pasar SBN, saat ini investor asing menggenggam Rp 864,98 triliun SBN, atau 36,91% dari total beredar Rp 2.343 triiliun.  

Angka kepemilikannya masih positif Rp 660 miliar dibanding posisi Oktober Rp 864,32 triliun, tetapi persentasenya masih turun dari 36,89%. 

Penguatan di pasar surat utang hari ini juga terjadi seperti yang terjadi di pasar ekuitas dan pasar uang.  Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 0,21% menjadi 5.396.  

TIM RISET CNBC INDONESIA



(irv/roy) Next Article MAMI: Yield Obligasi RI 10 Tahun Berpeluang Turun Ke 6%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular