Rupiah Kian Perkasa, IHSG Malah ke Zona Merah, Kenapa?

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
06 November 2018 14:56
IHSG bergerak di zona merah, terlepas dari rupiah yang kian perkasa melawan dolar AS.
Foto: Seorang pria berjalan melewati layar di gedung Bursa Efek Indonesia di Jakarta. (Reuters/Willy Kurniawan)
Jakarta, CNBC Indonesia - Terlepas dari rupiah yang kian perkasa melawan dolar AS, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) justru terjebak di zona merah. Hingga berita ini diturunkan, rupiah menguat 1,27% di pasar spot ke level Rp 14.785/dolar AS. Sementara itu, IHSG melemah 0,28% ke level 5.903,89, pasca ditutup menguat 0,02% pada akhir sesi 1.

Pelemahan rupiah yang begitu signifikan sejatinya mendorong indeks sektor jasa keuangan untuk menguat sebesar 0,45%. Saham-saham bank BUKU IV diburu oleh investor: PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) naik 2,96%, PT Bank CIMB Niaga (BNGA) naik 1,74%, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) naik 0,72%, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) naik 1,22%.

Namun, aksi jual pada saham-saham barang konsumsi tak kuasa membuat IHSG bertahan di zona hijau. Sampai dengan berita ini diturunkan, indeks sektor barang konsumsi melemah 0,92%. Saham-saham barang konsumsi yang dilepas investor diantaranya: PT HM Sampoerna Tbk/HMSP (-2,56%) PT Indofood Sukses Makmur Tbk/INDF (-2,51%), PT Kalbe Farma Tbk/KLBF (-0,75%), PT Gudang Garam Tbk/GGRM (-0,66%), dan PT Unilever Indonesia Tbk/UNVR (-0,58%).

Saham-saham barang konsumsi dilepas investor seiring dengan pengumuman angka Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) periode Oktober 2018 yang mengecewakan. Kemarin sore (5/11/2018), Bank Indonesia (BI) mengumumkan IKK bulan lalu sebesar 119,2, turun dibandingkan posisi bulan sebelumnya yang sebesar 122,4. IKK Oktober 2018 merupakan yang terendah dalam 20 bulan terakhir atau sejak Februari 2017.

Pada kuartal-III 2018, konsumsi rumah tangga diumumkan tumbuh sebesar 5,01% YoY. Seiring dengan lemahnya angka IKK bulan lalu, ada kekhawatiran bahwa pertumbuhan konsumsi rumah tangga bisa jatuh ke bawah level 5% pada kuartal-IV 2018.

Untuk saham HMSP dan GGRM, investor sekaligus merealisasikan keuntungan yang sudah didapatkan. Terhitung sejak perdagangan hari Jumat (2/11/2018) hingga penutupan perdagangan kemarin, harga saham HMSP sudah menguat 7,12%, sementara GGRM meroket 10,5%.

Melesatnya harga kedua saham dipicu oleh keputusan pemerintah yang tidak akan menaikkan cukai rokok tahun depan. Hal ini diputuskan pada rapat kabinet yang diselenggarakan hari Jumat di Istana Bogor, Jawa Barat.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa setelah mendengar seluruh evaluasi dan masukan dari sidang kabinet, maka diputuskan cukai rokok tahun 2019 adalah sama dengan tahun ini.

"Tidak akan ada perubahan atau kenaikan cukai, kita akan menggunakan tingkat cukai yang ada sampai dengan 2018 ini," ujar Sri Mulyani.

TIM RISET CNBC INDONESIA



(ank/roy) Next Article Ikut Melemah, Rupiah Tembus 14.500 Per Dolar AS

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular